Pages

Tuesday, January 5, 2016

Permasalahan Sosial di Indonesia : Kemiskinan



Pada artikel kali ini saya akan mencoba untuk menganalisis permasalahan sosial di Indonesia yang berkaitan dengan kemiskinan. Jika dihubungkan kemiskinan tidak terlepas dari masalah-masalah sosial lainnya seperti kebodohan, kejahatan, dan pengangguran. Permasalahan sosial tersebut seperti suatu kesatuan yang tidak terlepas dari satu dengan yang lain. Menurut Soekanto kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Seperti yang kita ketahui di Indonesia masih terdapat banyak sekali warga miskin yang taraf hidupnya sangat rendah.
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik para akademisi maupun para praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun terus menerus dikembangkan untuk menyibak tirai dan mungkin “misteri” mengenai kemiskinan ini.
Dikutip dari “TRIBUNJOGJA.COM - Kabar kurang menyedapkan diperoleh dari survey terkini yang dilansir Bloomberg News Survey pada hari Senin (2/3/2015) kemarin. Berdasarkan survey proyeksi Misery Index 2015 tersebut, Bloomberg menempatkan Indonesia berada dalam kategori 15 negara yang diproyeksi akan menjadi negara paling sengsara di dunia dalam hal perekonomiannya.
Bersama Indonesia, di posisi pertama ada Venezuela, diikuti Argentina, kemudian berturut-turut ada Afrika Selatan, Ukraina, Yunani, Spanyol, Rusia, Kroasia, Turki, Portugal, Italia, Kolombia, Brasil, Slovakia serta di urutan 15 ada Indonesia.
Adapun Misery Index atau indeks kesengsaraan ini merupakan indikator perekonomian yang kali pertama diciptakan oleh ekonom Arthur Okun. Dia menemukan bahwa kesengsaraan perekonomian akan muncul seiring dengan meningkatkan angka pengangguran dan tingkat inflasi. Jika kedua hal ini meningkat, maka akan menimbulkan biaya ekonomi dan sosial yang lebih tinggi di sebuah negara. Dampaknya, hal ini secara langsung akan menurunkan daya beli masyarakat yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kesengsaraan rakyat.”
Dari berita tersebut dapat kita simpulkan bahwa Indonesia masih sangat tinggi tingkat kemiskinannya. Majalah bisnis ternama AS, Global Finance, baru saja merilis peringkat 182 negara di dunia berdasarkan tingkat produk domestik bruto (PDB) per kapita. Dari negara yang paling miskin hingga negara yang paling kaya sejagat. Metode yang digunakan untuk menentukan kekayaan negara adalah membandingkan standar hidup penduduk satu negara secara keseluruh dengan menggunakan produk domestik bruto (PDB) per kapita yang didasarkan pada paritas atau keseimbangan daya beli secara internasional. Ini mengukur standar hidup antar negara dengan menggunakan indikator biaya hidup relatif, inflasi, serta nilai tukar suatu negara yang dikonversi ke mata uang bersama (dolar internasional atau dolar AS). Negara terkaya diduduki oleh Qatar dan termiskin adalah Republik Kongo. Lalu dimanakah letak Indonesia? Berdasarkan data ranking 182 negara tersebut, Indonesia berada di urutan ke 122 dengan PDB per kapita US$4.380 atau Rp39,4 juta per tahun. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber alam melimpah, mulai dari perkebunan, pertambangan, serta energi. Namun, negara ini memiliki populasi cukup besar, lebih dari 230 juta jiwa.
Secara umum ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya msalah kemiskinan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.        Rendahnya tingkat pendidikan       
2.        Kurangnya kreativitas individu          
3.        Tingkat kelahiran yang tinggi 
4.        Pengaruh lingkungan hidup atau tempat tinggalnya
5.        Keturunan
Hal-hal lain yang tampak nyata menyebabkan kemiskinan banyak terjadi di kota-kota besar yaitu antara lain arus urbanisasi. Banyak para urban dari desa datang ke kota, kebanyakan dari mereka bertujuan mencari pekerjaan. Namun banyak juga dari mereka gagal mendapatkan pekerjaan, karena mereka tidak memiliki keahlian atau keterampilan tertentu untuk bekerja di kota.Dan juga mereka tidak mempunyai sanak famili yang tinggal di kota. Sehingga hidupnya terkatung-katung tidak menentu, dan merekapun hidup di tempat yang tidak layak dihuni. Dan menyebabkan tingkat kemiskinan di kota meningkat, karena mereka tidak memiliki penghasilan dan tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya. Sadar bahwa isu kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa aktual, pengkajian konsep kemiskinan merupakan upaya positif guna menghasilkan pendekatan dan strategi yang tepat dalam menanggulangi masalah krusial yang dihadapi Bangsa Indonesia dewasa ini.
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, sebenarnya pemerintah telah berusaha mengentaskan kemiskinan yang senantiasa terjadi, khususnya di Indonesia yang termasuk negara berkembang. Namun masalah ini tak kunjung usai, masih saja melanda sebagian besar masyarakat. Entah karena faktor masyarakat atau individunya atau pemerintahnya. Namun sejauh penulis ketahui, kedua faktor tersebut saling mempengaruhi. Masyarakat yang etos kerja dan kemauan untuk lebih majunya rendah bahkan tidak ada, kebanyakan mempunyai sifat pemalas dan hanya mau terima jadi tanpa mau berusaha. Untuk mengatasi masalah ini, seharusnya pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama. Pemerintah jangan hanya memberi bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan saja. Namun juga memberi pengarahan dan pembekalan atau ketrampilan tertentu untuk masyarakat miskin, agar dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk bekerja tanpa dipungut biaya. Sehingga mampu bekerja dan menghidupi keluarga tanpa menggantungkan hidupnya pada pemerintah. Untuk masyarakat sendiri diharapkan mampu melaksanakan program tersebut dengan sungguh-sungguh dan meningkatkan etos kerja. Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang sudah lama melanda sebagian masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan akan dapat berkurang bahkan hilang sama sekali.



 Daftar Pustaka :

No comments:

Post a Comment