Pages

Saturday, October 25, 2014

Ilmu Budaya Dasar : Manusia dan Harapan



A.  Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata dasar harap yang artinya keinginan agar sesuatu terjadi. Jadi harapan adalah sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Harapan ibarat doa dan keinginan yang berhubungan dengan masa depan. Setiap manusia mempunyai harapan. Jika seseorang tidak memiliki harapan maka ia bagaikan mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun pasti memiliki harapan seperti ingin diterima di sisi-Nya dan meninggalkan pesan-pesan kepada ahli warisnya berupa warisan dengan harapan harta yang diwariskannya tersebut dapat bermanfaat dan dipergunakan sebaik mungkin. Tidak selamanya harapan yang kita inginkan akan terwujud. Terwujud atau tidaknya harapan itu sendiri tergantung kepada usaha yang kita lakukan untuk mencapainya. Misalnya, saya berharap untuk mendapatkan nilai A saat ujian yang akan datang. Namun jika harapan itu tidak dibarengi dengan usaha dan doa lalu bagaimana harapan tersebut akan terwujud. Harapan harus dilandasi kepercayaan. Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga kepercayaan kepada diri sendiri. Setelah percaya kepada Tuhan dan diri sendiri serta usaha dan doa yang maksimal maka hal terakhir yang dapat kita lakukan adalah tawakal berserah diri kepada-Nya. Harapan memiliki persamaan dengan cita-cita. Keduanya sama-sama menyangkut masa depan yang belum terwujud dan keinginan untuk selalu lebih baik dan meningkat. Hanya saja kalau cita-cita lebih kepada keinginan yang setinggi langit sedangkan harapan adalah keinginan yang tidak terlalu muluk.
                                                   
B.  Sebab Manusia Mempunya Harapan
Sejak dilahirkan ke kehidupan ini, manusia sudah merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tentu saja membutuhkan orang lain dalam hidup yang bisa diperoleh melalui pergaulan. Ada dua hal yang mendorong manusia untuk bergaul dengan manusia lainnya, yaitu :
1.   Dorongan Kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan, atau bawaan alamiah yang sudah ada dalam diri manusia sejak diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Seperti halnya seseorang yang menonton pertunjukan lawak. Penonton pasti menonton pertunjukan lawak tersebut dengan harapan bisa terhibur dan tertawa. Begitu pula dengan para pemain lawak tersebut berharap bahwa penonton dapat tertawa terbahak-bahak. Jika kedua hal tersebut berhasil maka mereka akan merasakan suatu kepuasan tersendiri karena harapan yang mereka inginkan tercapai.

2.   Dorongan Kebutuhan Hidup
            Kebutuhan hidup manusia salah satunya yaitu kebutuhan jasmani. Contoh kebutuhan jasmani yaitu seperti makan, minum, tidur, hiburan, ketenangan, dll. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia membutuhkan orang lain untuk bekerja sama dalam rangka terwujudya kebutuhan tersebut karena fisik dan kemampuan berpikir manusia sangat terbatas dan tidak mungkin ia dapat menyelesaikan suatu hal seorang diri. Dengan adanya dorongan kebutuhan hidup maka manusia memiliki harapan. Pada hakekatnya, harapan adalah keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya, kebutuhan atau harapan manusia itu ialah :
a)      Kelangsungan hidup (survival)
Untuk kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Sandang yaitu manusia membutuhkan sesuatu yang dapat melindunginya dari cuaca, misalnya pakaian. Pangan yaitu kebutuhan untuk mengisi perutnya yang kelaparan, kebutuha sehari-hari seperti makan, minum, dan tidur. Papan yaitu tempat tinggal untuk berteduh. Dari semua kebutuhan sandang, pangan, papan tersebut maka manusia akan bekerja keras agar dapat memenuhinya.
b)     Keamanan (safety)
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak kita lahir dan menangis, itu adalah tanda meminta perlindungan. Rasa aman tidak harus selalu diwujudkan dengan perlindungan nampak, ada juga yang tidak nampak yaitu perlindungan secara moril yaitu perasaan aman karena keyakinan kita bahwa Tuhan akan selalu ada melindungi kita.
c)      Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Seiring dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Bila seseorang telah menginjak dewasa, maka akan mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Contohnya remaja yang sedang beranjak dewasa, ia telah sadar akan keberadaannya sehigga sering mengalami konflik batin anatar irinya dan kedua orang tuanya. Itulah mengapa remaja sering menentang pendapat-pendapat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengannya.
d)     Diakui lingkungan (status)
Setiap orang membutuhkan status. Siapa, apa, mengapa. Status merupakan suatu hal yang sangat penting untuk seseorang karena setiap orang pasti ingin diakui. Dengan status, orang tahu dia itu siapa. Harga diri seseorang melekat pada status orang itu sendiri.
e)      Perwujudan cita-cita ( self actualization)
Manusia juga ingin diketahui keberadaannya sesuai dengan keahliannya. Itulah mengapa adanya cita-cita. Karena ingin diakui, maka manusia akan berusaha untuk mengasah dan mengembangkan bakatnya agar dapat diakui keberadaannya.

C.  Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya yang berarti mengakui atau meyakini akan suatu kebenaran. Kepercayaan itu sendiri adalah hal-hal yang berhubungan dengan keyakinan yang dianggap benar. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diberitahukan oleh Tuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Kebenaran merupakan hal penting bagi manusia dan mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Kebenaran merupakan kunci dari kebahagiaan manusia. Itulah mengapa manusia selalu berusaha mencari dan memperjuangkan kebenaran. Menurut Dr. Yuyun Suriasumantri, terdapat tiga teori kebenaran, yaitu :
a.       Teori koherensi atau konsistensi
Suatu pernyataan dianggap benar apabila bersifat konsisten dengan pertanyaan sebelumnya yang dianggap benar.
b.      Teori korespondensi
Suatu pernyataan benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berhubungan dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
c.       Teori pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

D.  Berbagai Kepercayaan
Kepercayaan dapat dibedakan menjadi :
§  Kepercayaan pada diri sendiri
Percaya kepada diri sendiri merupakan suatu hal yang penting. Percaya bahwa dirinya melakukan kebenaran. Percaya bahwa dirinya mampu mengerjakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya.
§  Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain dapat diwujudkan dari bagaimana orang itu berucap. Apakah pantas kita mempercayai orang tersebut dan apakah orang itu dapat dipercaya, selalu berkata jujur dan tidak akan menipu kita. Percaya kepada orang lain biasanya terlihat dari bagaimana orang itu berucap kepada kita. Namun jangan terpancing hanya karena kata-kata. Kita harus mengenalnya lebih jauh dengan melihat perbuatan dan tingkah lakunya.
§  Kepercayaan kepada pemerintah
Rakyat adalah negara. Manusia sebagai seorang individu tidaklah berarti. Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku kara Prof.Ir.Poedjawiyatna, egara berasal dari Tuhan. Tuhan mempercayakan suatu negara kepada pemerintah atau pemimpin negara tersebut. Tuhan adalah sumber kebenaran jadi jelaslah bahwa kita akan percaya kepada pemerintah yang memimpin kita karena ia telah diberi amanah untuk memimpin negara.
§  Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan adalah kepercayaan yang teramat penting dalam kehidupan. Kita sebagai manusia tidak tercipta begitu saja ke dunia ini namun kita diciptakan oleh-Nya sehingga kita harus percaya kepada-Nya. Selain itu, bagaimana Tuhan akan menolong kita jika kita tidak percaya kepada-Nya. Kepercayaan kepada Tuhan sendiri merupakan suatu keyakinan yang sangat kuat sebagai penghubung antara manusia dan Tuhannya.

E.   Usaha Meningkatkan Kepercayaan
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan kepercayaan, terutama kepada Tuhannya. Usaha itu antara lain :
a)      Meningkatkan ketaqwaan dengan meningkatkan ibadah
b)      Meningkatkan pengabdian di masyarakat
c)      Meningkatkan kecintaan kepada sesama manusia
d)     Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e)      Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dll.

Sunday, October 12, 2014

Ilmu Budaya Dasar : Manusia dan Penderitaan



A.  Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Derita itu sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti menahan atau menanggung. Jadi arti derita secara umumnya yaitu menanggung atau merasakan sesuatu atau hal yang tidak menyenangkan.Cinta dan kasih merupakan dua hal yang hampir bersamaan dan saling mendukung. Penderitaan merupakan risiko kehidupan. Di dunia ini kita telah diberikan berbagai kesenangan dan kebahagiaan oleh-Nya. Namun itu tidak berarti bahwa kita akan terlepas dari segala penderitaan atau kesedihan. Setiap orang pasti akan merasakan kesenangan dan kesedihan. Penderitaan yang dialami suatu individu belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Ada beberapa orang yang menganggap bahwa penderitaan itu sendiri merupakan pendorong atau energi untuk dia bangkit dan terus berusaha untuk mencapai kebahagiaan.
                                                   
B.  Siksaan
     Siksaan dapat berupa siksaan jasmani maupun rohani. Siksaan merupakan awal dari timbulnya penderitaan. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi. Siksaan jasmani contohnya penganiayaan, pembunuhan, penyiksaan dan lain-lain. Sedangkan siksaan rohani atau batin contohnya kesepian, ketakutan, dan lain-lain.

1.   Kebimbangan
Kebimbangan adalah suatu perasaan seseorang yang sedang berada pada saat di mana ia tidak bisa menentukan pilihan mana yang akan diambil. Kebimbangan menjadikan seseorang berada dalam keadaan tidak menentu dan bingung sehingga ia akan merasa menderita hanya dengan kebimbangan tersebut karena ia tidak dapat memutuskan suatu hal dan bagi orang yang berpikiran lemah maka orang tersebut akan mengalami kebimbangan yang berkepanjangan dan akan terus menderita dalam kebimbangannya tersebut.


2.   Kesepian
            Kesepian merupakan rasa sepi yang dialami seseorang dalam dirinya sendiri meskipun ia berada dalam keramaian. Kesepian merupakan salah satu bentuk penderitaan. Rasa sepi ini biasa dialami seseorang ketika ia merasa tidak ada seseorang pun yang dapat mengerti dirinya dan jika berada di keramaian pun ia akan merasa bahwa itu bukanlah tempatnya. Kesepian terdengar seperti hal kecil namun ini adalah hal serius yang dapat membuat manusia lebih baik mengakhiri hidupnya dari pada terus menerus menderita dalam kesepian. Manusia merupakan makhluk sosial dan pasti memerlukan orang lain yang bisa untuk berbagi dalam suka maupun duka. Selain itu kesepian juga dapat diatasi dengan mencari kesibukan lain sehingga ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan bahwa dirinya kesepian.

3.   Ketakutan
Ketakutan bersifat psikis dan merupakan siksaan batin. Pada umumnya setiap orang pasti memiliki rasa takut tersendiri. Misalnya seperti takut pada ular, katak, atau hal-hal lainnya. Namun pada sebagian orang ketakutan ini dianggap sebagai suatu hal yang besar dan serius sehingga menimbulkan rasa takut berlebihan yang disebut phobia. Sebab seseorang mengalami phobia yaitu :
·         Claustrophobia, rasa takut terhadap ruangan tertutup dan Agoraphobia, rasa takut terhadap ruangan terbuka.
·         Gamang, rasa takut terhadap ketinggian.
·         Kegelapan, rasa takut berada di tempat yang gelap.
·         Kesakitan, rasa takut terhadap kesakitan yang akan dialami.
·         Kegagalan, rasa takut akan kegagalan.

C.  Kekalutan Mental
Kekalutan mental dapat diartikan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga bertingkah tidak wajar. Sebab-sebab munculnya kekalutan mental :
a.       Kepribadian yang lemah, baik karena jasmani atau mentalnya tidak sempurna sehingga merasa dirinya lebih rendah dari pada orang lain dan menyudutkan atau mengasingkan diri sendiri.
b.      Terjadinya konflik sosial budaya, adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dengan norma di masyarakat sehingga ia tidak dapat mengikuti atau menyesuaikan lagi.
c.       Cara pematangan batin yang salah dengan cara memberikan reaksi yang berlebihan.
Akibat dari kekalutan mental dapat mendorong seseorang tersebut ke arah :
a.       Positif : trauma yang dialami menjadikan seseorang tersebut terdorong untuk berusaha agar tetap bertahan dalam hidup. Seseorang tersebut akan berusaha mencari solusinya agar dapatbangkit kembali.
b.      Negatif : trauma yang dialami menjadi berkepanjangan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin karena tidak dapat menggapai sesuatu yang diinginkannya. Bentuk frustasi antara lain :
·         Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap.
·         Regresi berupa menjerit-jerit, meraung-raung, memecahkan barang, atau bahkan menangis.
·         Fiksasi berupa membisu, memukul-mukul diri sendiri, atau membenturkan kepala ke dinding.
·         Narsisme merasa dirinya lebih superior dibanding orang lain.
·         Autisme menutup diri secara total dari kehidupan nyata dan lebih senang bermain dengan imajinasinya sendiri dapat menyebabkan seseorang tersebut menjadi gila.

D.  Pengaruh Penderitaan
Penderitaan merupakan suatu hal yang mutlak atau tidak dapat dilepaskan dari kehidupan nyata. Setiap orang pasti akan mengalami penderitaan. Orang yang mengalami penderitaan tentunya akan memperoleh pengaruh yang bermacam-macam tergantung bagaimana ia menghadapi penderitaannya tersebut. Ada yang mengahadapinya dengan positif sehingga ia akan merasa optimis untuk selalu hidup, tidak mudah menyerah, dan selalu berusaha keras. Biasanya orang yang menghadapi penderitaan secara positif akan menjadi pribadi yang kreatif. Namun tidak semua orang akan menghadapi setiap penderitaannya dengan positif, ada juga yang negatif. Biasanya orang yang menghadapinya dengan negatif akan mudah sekali berputus asa dan menyerah karena ia berpikir untuk apa melanjutkan hidup jika terus menderita seperti ini. Seseorang itu akan merasa sangat pesimis dalam menjalani hidupnya atau bahkan akan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

E.   Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan sudah merupakan kodrat manusia. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk mengatasi atau mengurangi penderitaan itu sebaik mungkin. Penderitaan bukanlah sesuatu hal yang diberikan kepada umat manusia tanpa alasan. Allah SWT memberikan cobaan berupa penderitaan. Pada akhirnya semua berada di tangan kita apakah kita saggup menghadapi penderitaan itu sendiri atau malah lari dan menghindarinya. Kita diberikan penderitaan agar kita menjadi manusia yang lebih bersabar, lebih besyukur dan lebih menghargai atas apa yang telah diberikan oleh-Nya dan berusaha berjuang menghadapi penderitaan tersebut disertai dengan doa kepada-Nya agar terhindar dari bencana dan malapetaka. Penderitaan yang dialami oleh seseorang memang merupakan beban yang berat bagi manusia. Bagi orang-orang yang tidak kuat dalam mneghadapinya pasti akan merasa bahwa dunia ini bagaikan siksaan untuknya. Ada yang mengeluh atau bahkan melontarkan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan, mengumpat-umpat dan tidak menyadari atau merenungkan mengapa ia mendapatkan penderitaan seperti itu. Penderitaan dapat terjadi karena Allah SWT ingin menguji kesabaran kita, bagaimana kita menghadapi penderitaan tersebut. Ada penderitaan yang berupa cobaan seperti bencana untuk menyadarkan manusia agar tidak menyia-nyiakan alam. Ada penderitaan yang berupa azab atas apa yang telah dilakukan manusia. Ada pula penderitaan yang disebabkan oleh manusia itu sendiri. Setiap orang pasti tidak akan mau mendapatkan penderitaan. Namun jika itu adalah hal yang sudah ditakdirkan kepada kita, pada akhirnya kita hanya bisa menerimanya dengan lapang dada dan berserah diri kepadanya, berpikir positif bahwa semua ini terjadi untuk meninggikan derajatnya tanpa berputus asa kepada-Nya atau menerimanya dengan mengumpat, menjelek-jelekkan dirinya sendiri, merendahkan dirinya bahwa dia sudah terlahir seperti ini, sudah ditakdirkan menjadi seperti ini, berpikir pesimis bahwa dirinyalah yang termalang di dunia ini dan tidak akan ada seorang pun yang mempedulikannya dan berakhir dengan menghabisi nyawa sendiri atau bagaimana itu terserah kepada diri kita masing-masing. Tidak akan ada penderitaan tanpa ada alasannya karena semua hal yang terjadi dalam kehidupan ini pasti teah diatur oleh-Nya.


Daftar Pustaka

Nugroho,Widyo.,Achmad Muchji(1996).Ilmu Budaya Dasar,Jakarta:Gunadarma.

Sunday, October 5, 2014

Ilmu Budaya Dasar : Manusia dan Cinta Kasih

A.  Pengertian Cinta Kasih
Cinta dan kasih merupakan dua hal yang hampir bersamaan dan saling mendukung. Dalam pengertiannya, cinta adalah rasa ketertarikan, suka atau bahkan sangat suka. Sedangkan kasih adalah perasaan sayang atau rasa belas kasihan. Jadi pengertian dari cinta kasih adalah perasaan suka atau sayang kepada seseorang disertai dengan menaruh belas kasihan kepada orang yang disayanginya tersebut. Meskipun cinta dan kasih memiliki pengertian yang hampir sama, namun keduanya berbeda. Cinta lebih kepada perasaan yang mendalam yang dirasakan di dalam hati sedangkan kasih lebih kepada perwujudan rasa cinta tersebut secara nyata. Cinta berperan sangat penting di dalam kehidupan manusia karena cintalah yang melandasi perkawinan sehingga kita terlahir ke bumi ini. Dengan adanya cinta, terbentuklah keluarga yang harmonis dan penuh kasih, tercipta hubungan yang erat di masyarakat, dan pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya.
Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan, yaitu :
a)      Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah, dan berjihad di jalan Allah. Bagi setiap umat Islam yang bertakwa yang telah merasakan kenikmatan iman di dalam hatinya, maka ia akan mencurahkan segala isi hatinya kepada Allah SWT semata. Dengan ketulusan iman itulah yang meyakini bahwa Dialah yang maha tinggi, maha agung, dan paling sempurna. Tiada tempat lain untuk mencurahkan segala isi hati dan keluh kesahnya selain kepada-Nya.
b)     Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orangtua, anak, istri/suami dan saudara. Cinta menengah timbul dari perasaan seseorang yang dicintainya karena hubungan cinta dan kasih sayang di antara mereka semakin akrab. Cinta menengah merupakan perasaan lembut yang diberikan Tuhan kepada makhluknya agar dapat saling menyayangi dan terbentuk perasaan kasih sayang dan cinta. Tanpa adanya cinta menengah tidak akan terbentuk suatu keluarga.
c)      Cinta tingkat terendah adalah cinta kepada orangtua, anak, harta kekayaan dan tempat tinggal. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang merusak rasa kemanusiaan karena itulah disebut cinta rendahan. Cinta yang seperti ini terdapat beberapa macam, contohnya yaitu :
·         Cinta kepada syetan atau sesuatu yang selain Tuhan.
·         Cinta berdasarkan hawa nafsu
·         Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orangtua, anak, istri, harta kekayaan, dan tempat tinggal.

B.  Cinta Menurut Ajaran Agama
Dalam kehidupan ini, cinta menampakkan diri dalam berbagai macam. Berbagai bentuk cinta tersebut dapat kita temukan di dalam kitab suci Al-Quran.
1.   Cinta Diri
Cinta pada diri sendiri lebih kepada dorongan untuk menjaga diri sendiri. Manusia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan padanya dan membenci segala sesuatu yang merupakan keburukan baginya. Namun sebaiknya cinta manusia pada dirinya sendiri tidaklah berlebihan dan melampaui batas. Cinta pada diri sendiri juga harus diimbangi dengan cinta kepada orang lain dan berbuat kebaikan pada mereka.

2.   Cinta kepada Sesama Manusia
Cinta manusia tidak hanya sebatas cinta kepada dirinya sendiri. Di dalam Al-Quran dikatakan bahwa orang-orang yang beriman harus saling mencintai satu sama lain sebagaimana mereka mencintai diri mereka sendiri agar terbentuk suatu keharmonisan dan hidup terasa lebih mudah dan indah karena kita hidup saling menolong dan bergotong royong.

3.   Cinta Seksual
Cinta yang seperti ini terkait hubungannya dengan dorongan atau gairah seksual. Dorongan ini merupakan suatu hal yang penting. Dengan adanya dorongan ini, manusia dapat menghasilkan keturunan-keturunan sehingga terbentuklah suatu keluarga dan menjadi cikal bakal kehidupan sehingga menjadi seperti saat ini. Dorongan ini merupakan emosi alami yang tidak dapat dipaksakan dan dalam Islam hal ini dapat terpenuhi dengan adanya perkawinan secara sah.

4.   Cinta Kebapakan
Cinta kebapakan merupakan dorongan psikis. Dorongan ini merupakan suatu kesenangan yang dialami seorang ayah kepada anak-anaknya dan merupakan factor penting bagi kelangsungannya sebagai seorang ayah. Cinta kebapakan biasanya berupa perhatian bapak kepada anak-anaknya, memberikan nasehat dan arahan demi kebaikan mereka sendiri.

5.   Cinta kepada Allah
Cinta manusia yang paling suci yaitu cinta manusia kepada Allah dan kerinduan pada-Nya. Rasa cinta ini dapat diwujudkan dalam shalat, doa, dan semua tingkah lakunya. Cinta seorang manusia yang ikhlas kepada Allah akan menuntun manusia tersebut kepada bentuk kecintaan lainnya.

6.   Cinta kepada Rasul
Rasul merupakan sosok panutan dalam kehidupan umat Islam. Seorang mukmin yang beriman dengan sepenuh hati tentu akan mencintai Rasulullah yang telah berjuang keras menyelamatkan umat manusia dari kesesatan.


C.  Kasih Sayang
Kasih sayang merupakan suatu perasaan sayang disertai rasa ingin mengasihi kepada orang yang disayanginya tersebut. Kasih sayang merupakan dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Adanya kasih sayang ini dapat mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Ada banyak sekali kasus kasih sayang dalam kehidupan. Semua orangtua pasti mengharapkan yang terbaik untuk anaknya dan melihatnya hidup bahagia di masa depan. Setiap orangtua mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya dengan berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan pendapatnya. Ada yang sangat disiplin, ada pula yang sangat memanjakan anaknya. Kasih sayang yang berbeda itulah yang akan membentuk kepribadian sang anak di masa depannya. Cara pemberian kasih dapat dibedakan menjadi :
a.       Orangtua aktif, anak pasif
Dalam hal ini orangtua tergolong berlebihan dalam mendidik anak. Memberikan moral-materiil yang berlebihan pada anak sehingga hanya dapat mengiyakan dan tidak memberikan respon. Anak menjadi takut dan tidak percaya diri di dalam masyarakat.
b.      Orangtua pasif, anak aktif
Dalam hal ini si anak memberikan kasih sayang dan perhatian yang lebih pada orangtuanya namun orangtuanya hanya diam dan tidak memberikan respon terhadap si anak.
c.       Orangtua pasif, anak pasif
Baik orangtua maupun anak sibuk dengan kehidupannya masing-masing tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin dan tidak ada kasih sayang.
d.      Orangtua aktif, anak aktif
Orangtua dan anak saling memberikan kasih sayang. Kehidupan keluarga pun sangat harmonis karena sangat dekat, saling menyayangi, dan saling memperhatikan. Keluarga seperti inilah yang terasa hangat karena saling mendapatkan perhatian dan saling membutuhkan sehingga terasa arti keluarga yang sesungguhnya.

D.  Kemesraan
Kemesraan dapat diartikan sebagai suatu hubungan yang terbentuk dengan baik di antara pria dan wanita baik yang sudah berumah tangga maupun yang belum. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan rasa cinta dan sayang yang mendalam. Kemesraan merupakan wujud dari cinta.

E.   Pemujaan
Pemujaan bias diartikan sebagai penyembahan manusia kepada Tuhannya dalam bentuk komunikasi ritual. Pemujaan ini merupakan bentuk kecintaan manusia kepada Tuhannya. Tuhan yang maha sempurna dan maha agung tidak ada tandingannya. Karena itu, manusia patuh dan tunduk kepada-Nya. Pemujaan itu sendiri merupakan bagian dari hidup manusia yang tidak dapat dilepaskan. Pemujaan dalam Islam berupa sholat atau doa sebagai sarana untuk berkomunikasi kepada Allah SWT. Cinta manusia kepada Tuhan merupakan cinta yang mutlak dan tidak dapat ditawar lagi selain karena merupakan suatu kewajiban namun lebih tepatnya adalah sebagai bentuk syukur kita kepada-Nya.


F.   Belas Kasihan
Belas kasihan merupakan bentuk cinta kepada sesama. Belas kasihan merupakan rasa simpati kepada seseorang karena penderitaannya baik karena sudah tua, sakit-sakitan, ataupun yatim piatu. Dalam Al-Quran, manusia yang menaruh belas kasihan adalah orang yang berbudi dan berakhlak. Sedangkan orang yang berbudi akan dipuji oleh Allah SWT. Dalam rasa belas kasihan tidak mengenal rasa pamrih. Belas kasihan yang diberikan tulus benar-benar dari lubuk hati yang terdalam.

G.  Cinta Kasih Erotis

Cinta kasih erotis adalah cinta yang dialami oleh dua manusia berbeda jenis. Cinta yang seperti ini tidak dapat dipercaya karena biasanya tidak  dilandasi rasa kasih sayang. Cinta kasih erotis diartikan sebagai penyatuan diri atau berhubungan badan. Cinta yang seperti ini biasanya dialami para remaja yang sedang dalam masa pubertas dan memiliki rasa keingintahuan yang besar terhadap lawan jenisnya. Cinta kasih erotis bisa dibilang atas dasar keinginan. Keinginan tersebut bukan karena nafsu melainkan untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Cinta kasih ini sebenarnya merupakan keegoisan dua orang  yang saling menemukan kesamaan  seperti tidak dapat memilih sendiri jodohnya sehingga jodoh yang diberikan adalah pilihan orangtua. Cinta erotis apabila ia benar-benar cinta, berpendirian, sungguh-sungguh mencintai dan menyayangi sehingga mau menerima berbagai kekurangannya dan menerima pribadi orang lain.