Pages

Tuesday, December 29, 2015

Bagaimanakah Koperasi yang Ideal itu? Mengapa?



           Pada artikel sebelumnya telah dijelaskan mengenai koperasi sebagai soko guru perekonomian di Indonesia. Namun apakah koperasi di Indonesia sudah menjadi koperasi yang ideal? Bagaimana koperasi yang ideal itu? Pada artikel kali ini saya akan mencoba menguraikan jawaban dari pertanyaan tersebut.
            Semua tentu sudah tahu pengertian dari koperasi. Suatu badan usaha dimana orang-orang berkumpul atas aspirasi dan kesamaan kebutuhan menurut aspek ekonomi, sosial, dan budaya dimiliki dan dikelola oleh anggota untuk mendapatkan laba. Tapi bukan hanya untuk laba semata, kesejahteraan anggota koperasi pun harus diperhatikan. Pasti terbersit di benak kita, mengapa koperasi? Koperasi memiliki banyak keunggulan seperti memperhatikan orang lain tidak hanya badan usaha itu sendiri, memberikan manfaat pada anggotanya ; memakmurkan dan mensejahterakan anggota, dikendalikan dan dikelola oleh anggota, menghasilkan laba juga untuk anggota, pajak lebih rendah. Mengapa bisa seperti itu? Karena koperasi memiliki nilai-nilai tersendiri seperti nilai persaudaraan, keadilan sosial, kesetaraan, menolong diri sendiri, mandiri dan anti eksploitasi.
Idealnya suatu koperasi itu koperasi yang dapat menjadi soko guru perkonomian Indonesia yang dapat membangun gerakan ekonomi kerakyatan. Badan usaha yang berwatak sosial dimana kepentingan kelompok jauh di atas kepentingan perorangan. Usaha dibentuk untuk kesejahteraan bersama, kemandirian ekonomi masyarakat dan tentunya dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota. Jadi sebenarnya koperasi yang ideal itu yang bagaimana?
            Koperasi yang ideal yaitu koperasi yang benar. Apa maksudnya? Koperasi yang benar yaitu koperasi yang sesuai dengan falsafah koperasi dimana keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Dikendalikan secara demokratis oleh anggota. Partisipasi ekonomi anggota juga sangat diperlukan. Otonomi dan kebebasan. Anggota perlu diberikan pendidikan seperti pelatihan dan informasi mengenai koperasi. Tentu saja kerja sama antar koperasi juga merupakan hal penting yang harus diutamakan juga kepedulian terhadap komunitas koperasi.
            Koperasi yang ideal yaitu koperasi yang besar. Apa maksudnya? Koperasi yang besar yaitu usaha koperasi besar yang dikelola secara profesional dimana usaha ekonomi tersebut memenuhi skala ekonomi dan produk yang ditawarkan merupakan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Partisipasi anggota dalam koperasi besar berupa modal dan transaksi. Strategi intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi juga diperlukan.
            Koperasi yang ideal yaitu koperasi yang mengakar. Apa maksudnya? Koperasi yang mengakar yaitu koperasi yang anggotanya banyak dan loyal. Jika anggota sedikit akan sulit bagi koperasi untuk maju terlebih lagi jika anggotanya tidak loyal, usaha untuk mewujudkan koperasi yang ideal akan sulit tercapai. Pengurus tentu saja harus berasal dari anggota. Orang luar tidak diperbolehkan untuk menjadi pengurus. Koperasi yang mengakar juga harus memberi manfaat bagi anggotanya baik berupa meteri maupun non-materi. Kelembagaan koperasi juga harus kuat agar tidak mudah goyah. Pendidikan koperasi sangat dibutuhkan agar para anggota tidak kaku tetapi menjadi anggota koperasi yang profesional. Tentu saja penyelenggaraan rapat anggota diperlukan untuk merencanakan masa depan koperasi dan memperat tali persaudaraan antar anggota.
            Melalui penjelasan di atas sepertinya untuk membangun koperasi yang ideal itu tidak begitu sulit ya selama syarat-syaratnya terpenuhi. Namun mengapa fakta tidak berkata demikian? Tentu saja sebagai penduduk negara Indonesia kita merasa koperasi belum menjadi suatu badan usaha yang benar-benar berhasil. Karena fakta dan idealisme berbeda. Mengapa begitu? Orang koperasi tidak yakin dengan koperasi karena bagi sebagian orang koperasi belum tentu menghasilkan laba yang besar sehingga keyakinan itu sendiri sudah pupus sebelum dimulai. Koperasi tidak menerapkan prinsipnya, masih banyak koperasi-koperasi yang beridir dan beraktivitas tidak sesua prinsip koperasi itu sendiri. Koperasi dikelola dengan cara-cara non-koperasi, cara ini sangat merugikan anggota dimana cara non-koperasi lebih mengutamakan kepentingan perseorangan, modal milik pemodal bukan anggota dan laba yang nantinya diperoleh pun diberikan kepada pemodal bukan anggota. Koperasi dikelola dengan tidak profesional. Koperasi melupakan anggotanya dimana yang harus diutamakan adalah kesejahteraan anggota.
Bagaimana caranya agar koperasi di Indonesia menjadi koperasi yang ideal dan sukses? Tentu saja mengikuti prinsip-prinsip kopersi dan dijalanka sesuai dengan cara koperasi bukan non-koperasi. Suatu koperasi bisa menjadi sukses itu tergantung kepada orang-orang di dalamnya. Menyelenggarakan pendidikan koperasi, karena koperasi berbasis orang. Dikelola secara profesional. Berorientasi pada masyarakat luas. Kedisiplinan anggota dan pengurus. Pembagian SHU secara adil.
Tidak sedikit juga orang-orang yang bergabung dengan koperasi dan menjadi usaha besar yang sangat suskes seperti :
·         Credit Union (CU)
| Anggota mencapai 2 juta orang | Aset 20 T | Beberapa CU di Kalimantan sudah menggunakan fasilitas ATM | Memfasilitasi pemilikan tanah untuk anggota 2 Ha/ anggota | Membagi SHU setiap tahun sesuai simpan-pinjamnya.
·         NTUC Fairprice Singapore
| Didirikan oleh serikat buruh | Menguasai 60 persen pasar retail di Singapura | Harga lebih murah daripada supermarket non-koperasi | Dikelola secara moderen | Rutin menyelenggarakan pelatihan bagi koperasi lain. 
·         Kopkun
| Unit usaha Kopkun Swalayan 1 dan Kopkun Swalayan 2 | Omset 6 M/ tahun | Dimiliki 700 anggota dan terus bertambah | Dikelola secara moderen dan profesional | SHU dibagi setiap bulan Mei sesuai besar-kecilnya transaksi anggota. 
·         Consumer Union
| Jaringan koperasi retail di Indonesia | Didirikan oleh anggota Credit Union | Tahun ini berdiri di 4 kota (salah satunya di Purbalingga) | Anggota terbuka untuk semua masyarakat | Membagi SHU sesuai transaksi

Mampukah Koperasi menjadi Soko Guru Perekonomian Rakyat? Mengapa?



         Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang koperasi dan perannya menjadi soko guru perekonomian rakyat. Pada artikel-artikel sebelumnya sudah diterangkan pengertian koperasi, namun apakah pengertian dari soko guru perekonomian rakyat? Tentu saja kita sering sekali mendengar istilah “Koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia”. Namun apakah arti sebenarnya dari soko guru? Istilah tersebut diartikan sebagai ‘penyangga utama’ atau ‘tulang punggung’. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional artinya kegiatan ekonomi rakyat di bawah mendukung perekonomian besar di atasnya. Dengan demikian koperasi diperankan dan difungsikan sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian nasional. Keberadaannya pun diharapkan dapat banyak berperan aktif dalam mewujudkan kesejahteraan dana kemakmuran rakyat.
Setelah memahami pengertian serta penjelasan tersebut maka muncullah pertanyaan di benak kita “apakah koperasi di Indonesia sudah mampu untuk menjadi soko guru perekonomian rakyat?” lalu “Mengapa?”
Sedikit pejelasan mengenai perkoperasian di Indonesia, pada tahun 2012 menurut Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), Syarief Hasan mengatakan Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil mengembangkan koperasi diantara negara lain dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada tahun tersebut PBB mengundang semua negara di dunia dan hampir semua negara yang hadir memiliki koperasi. Diantara negara-negara yang sudah berhasil mengembangkan koperasi, untuk periode beberapa tahun terakhir, Indonesia dianggap salah satu negara yang berhasil mengembangkan koperasi. Dalam pertemuan itu, sangat sedikit negara yang dianggap berhasil dalam mengembangkan koperasi dan UKM. Indonesia bersama empat negara lainnya yakni Republik Malta, Republik Panama, Republik Trinidad dan Tobago menjadi negara yang dianggap berhasil dalam mengembangkan koperasi dan UKM. Pemerintah Indonesia mengakui koperasi dan UKM sebagai pelaku usaha yang memberikan kontribusi terhadap pengangguran dan penurunan tingkat kemiskinan. Secara riil koperasi telah terbukti mengurangi pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama para anggotanya.
Berdasarkan penjelasan tentang koperasi di Indonesia tersebut dapat disimpulkan dong bahwa koperasi di indonesia sudah mampu untuk menjadi soko guru? Memang ya kedengarannya koperasi di negara kita sudah berhasil untuk mengurangi pengangguran dan penurunan tingkat kemiskinan dengan sekian banyaknya koperasi beserta anggotanya di Indonesia. Sebagai contoh koperasi cengkeh dan koperasi tembakau adalah juga sudah menjadi soko guru industri rokok  kretek. Koperasi kopra adalah soko guru industri minyak goreng, dan seterusnya. Para pedagang sektor informal telah menyediakan  kehidupan  murah bagi buruh­buruh miskin dari perusahaan-perusahaan besar kaya yang formal dan modern.
Namun proses merembes ke ataslah yang  terjadi di negara kita, yang  kecil  "mensubsidi" yang besar, bukan sebaliknya. Pola-pikir berdasar mekanisme merembes ke bawah pada dasarnya dapat merupakan suatu kejahatan moral karena menganggap rakyat di bawah hanya berhak  akan rembesan. Maka  petani tembakau dan petani cengkeh sebenarnya telah menjadi soko guru perusahaan-perusahaan rokok. Bagi  mereka  ini termasuk para penjual  rokok dan para konsumen  rokok. Hal seperti itu perlu diatur agar dapat memiliki saham pabrik-pabrik rokok. "Pemilik   adalah  pelanggan" merupakan salah  satu  wujud  nyata  sistem  ekonomi  kooperativisme. Ekonomi  koperasi  dengan  kooperativisme adalah ekonomi  masa  depan.  Sebagai  ilustrasi,  makhluk hidup  berdasar   insting  bersaing dan predatori dimana yang kuat menyingkirkan,  bahkan  memangsa  yang lemah. Demikian pula manusia makin  beradab dalam  proses evolusi sejenis makhluk, makin cenderung melepaskan diri  dari  pertarungan   antarsesama,   menuju   "kerjasama". Oleh karena itu perencanaan ekonomi harus sekaligus merupakan perencanaan sistem ekonomi.
Namun bagi pejabat-pejabat negara di atas, kiranya mereka lebih rnenganggap "atasan" mereka adalah asing atau IMF, atasan mereka bukan lagi rakyat, bahkan bukan pula Kepala Negara sendiri. Pemerintahan kita sudah jadi  "pemerintahan boneka". Terlebih lagi di era reformasi ini keberadaannya banyak dipertanyakan, bahkan seringkali ada yang mengatakan sudah tidak terlalu terdengar lagi dan apakah masih sesuai sebagai salah satu badan usaha yang berciri demokrasi dan dimiliki oleh orang per orang dalam satu kumpulan, bukannya jumlah modal yang disetor seperti badan usaha lainnya. Padahal koperasi diharapkan menjadi soko guru perekonomian nasional.
Para pengajar dan dosen koperasi harus peka dan bersikap menentang terhadap
perampokan aset negara ini sebagaimana terjadi saat ini yang arahnya memperkukuh pemilikan  perorangan. Itulah sebabnya justru PBB menegaskan  harapannya  akan peran pentingnya  koperasi dalam  tiga  hal,  yaitu;  penanggulangan kemiskinan, mendorong    pembukaan lapangan  kerja  dan  memperkukuh   integrasi   sosial. Ada baiknya  para  ekonom anak buahnya mau membuka mata terhadap kenyataan. Koperasi  di seluruh  dunia  semakin  maju.  Hanya  di  Indonesia  koperasi  terpuruk   karena mengingkari jati dirinya,    mengadopsi    pendekatan    atas­ bawah, padahal yang seharusnya  adalah bawah-atas. Ekonomi koperasi dengan kooperativismenya adalah ekonomi masa depan.
Sebagai contoh Pemerintah Indonesia mengakui koperasi dan UKM sebagai pelaku usaha yang memberikan kontribusi terhadap pengangguran dan penurunan tingkat kemiskinan. Program yang dipaparkan lainnya adalah  kebijakan pemerintah Indonesia sendiri yang mendorong sektor koperasi dan UKM. Melalui gerakan koperasi pemberdayaan koperasi akan dapat secara signifikan mengurangi pengangguran. “Sekarang penganggugaran sisa 6,3 persen sedangkan kemiskinan sisa 11,96 persen. Salah satu program keberpihakan adalah kebijakan micro finance tentang kredit usaha rakyat bisa menyerap 7.8 juta nasabah. Dengan angka tersebut bisa dikatakan bahwa kemiskinan bisa berkurang. Disamping itu Koperasi juga tidak hanya melihat dari seberapa tinggi sales yang dihasilkan dari Koperasi itu tapi yang jauh lebih penting adalah jumlah anggota yang diduduki tiap koperasi itu sendiri dan benefit yang akan dirasakan oleh anggota yang bersangkutan.
Jadi kesimpulannya Koperasi Sebagai Sokoguru Perekonomian Indonesia berarti bahwa koperasi sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian nasional. Dengan tujuan utama koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggotanya koperasi dapat menjadi penyangga dalam perekonomian anggotanya. Tetapi kenyataannya koperasi dapat memberikan manfaat manfaat yang luar biasa yaitu dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan terutama di Indonesia. Jadi menurut saya untuk saat ini koperasi sudah menjadi soko guru namun belum efektif dan efisien pengelolaannya. Kalau koperasi dapat dikelola dengan baik, jelas, terbuka, dan sukarela atas asas kekeluargaan maka koperasi yang berjalan akan dapat memenuhi tujuan utamanya. Peran pemerintah dalam mengembangkan koperasi ini juga tidak kalah penting.

Daftar Pustaka :

Tuesday, November 17, 2015

Permasalahan Sosial di Indonesia : Sampah



Pembuangan sampah yang tidak diurus  dengan baik akan mengakibatkan masalah besar, karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dsb. Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi sampah organik atau sampah basah, contoh sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah termasuk sisa buah yang dapat mengalami pembusukan secara alami. Kemudian sampah anorganik atau sampah kering, contoh logam, besi, kaleng, plastik, karet juga botol yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami. Selain itu sampah berbahaya, contoh baterai, botol racun nyamuk termasuk jarum suntik bekas.
Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.             
Belum lama ini muncul berita terbaru mengenai sampah di negeri kita ini. Truk sampah yang seharusnya mengangkut sampah ke Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat pada 2 November 2015 jam 21.00 WIB terhadang oleh anggota ormas bahkan sejumlah sopir sempat diancam. Truk bermuatan sampah yang sempat diparkir 2 hari karena tidak bisa dibuang tentu saja menghambat karena menebar aroma bau tidak sedap. Sementara itu, kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adjie menganalisa waktu pengiriman sampah dari pukul 21.00 sampai pukul 05.00 WIB kurang efisien. Hal itu karena dengan jumlah sampah sekitar 5 ton yang diangkut ratusan truk, waktu yang tersedia sangat sempit. Alhasil, memicu antrean panjang di TPST Bantang Gebang. Kondisi ini pula bisa berakibat sampah kembali menumpuk di tempat penampungan sementara.
            Hal ini tidak hanya berdampak buruk bagi masyarakat yang harus mencium aroma tidak sedap dari sampah tersebut. Tidak hanya di sekitar tempat di mana truk tersebut berhenti namun di tempat-tempat lain seperti beberapa pasar di Jakarta pun merugi karena sampah yang seharusnya sudah dapat diangkut masih terabaikan. Para pedagang di pasar pun tidak memiliki cara lain selain membuang sampah di pinggir jalan. Sampah-sampah dari para pedagang dibiarkan menumpuk itu juga merupakan akibat dari ketidakefisienan waktu pengiriman sampah. Para pedagang protes karena selain bau tidak sedap mereka pun kesulitan mendapat pelanggan karena setiap pelanggan yang hendak membeli selalu terusik dengan aroma sampah kemudian mengurungkan niatnya untuk membeli.
            Selain tumpukan sampah di pinggir jalan raya berasal dari pedagang, para pengendara atau pejalan kaki yang lewat pun turut serta membuang sampah di tempat yang tidak semestinya tersebut. Tentu saja ini merupakan hal yang sangat serius karena tumpukan sampah sudah tidak sedikit lagi bahkan sampai menggunung. Waktu pengiriman sampah juga dinilai terlalu singkat. Sampah yang seharusnya dapat diangkut sekian ton jadi hanya dapat diangkut setengahnya saja dan sisanya terabaikan.
            Memang permasalahan sampah di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru namun hal ini harus segera ditindaklajuti terutama di ibukota Jakarta di mana banyak penduduk yang tinggal di sana dan banyak sekali yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Sungai-sungai penuh sampah sehingga ketika hujan melanda sungai akan meluap dan menyebabkan kebanjiran. Sungguh ini hal yang sangat memprihatinkan karena telah bertahun-tahun terjadi. Hal yang sama terulang lagi tanpa ada penyelesaian yang nyata.
Pengolahan sampah dapat menjadi sebuah program yang sangat penting. Pengelolaannya juga bisa dilakukan terpadu, sistemik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha. Hingga pada akhirnya, penanganan sampah di Indonesia dapat berjalan dengan maksimal yang paling penting, pengolahan sampah memberikan manfaat baik secara ekonomi dan tentu saja sehat lingkungan bagi masyarakat, dan dapat mengubah perilaku masyarakat. Dalam praktik sekarang ini masih banyak sekali yang hanya mengumpul, mengangkut, menimbun dengan hanya menggunakan teknologi pengolahan sampah yang lama. Untuk itu, perlu dibangun suatu sistem terobosan yang terpadu, mulai dari rumah tangga, pemilahan, penjemputan, pemilihan, hingga sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.
Tentu tidak sepenuhnya salah pemerintah meski pemerintah dinilai lamban dalam mengatasinya. Kembali lagi kepada diri sendiri apakah kita sudah membuang sampah pada tempatnya? Ataukah harus denda jika kita membuang sampah sembarangan? Di pasar di Jakarta dipasang papan besar dengan tulisan “Dikenakan denda 500 juta jika membuang sampah sembarangan” namun apa kenyataannya? Tidak jauh dari papan tersebut terdapat gunungan sampah yang sangat tinggi. Jadi sebenarnya jika ingin semua itu teratasi kita harus memulai dari hal-hal kecil seperti dari dalam diri sendiri. Sadar diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Jika anda berpikir “saya hanya membuang satu bungkus permen” dengan kata ‘hanya’ maka ada berapa puluh atau bahkan ratusan atau bahkan ribuan, jutaan orang akan mengikuti anda dengan mengatakan ‘hanya satu’? Bungkus permen yang ‘hanya satu’ tersebut bisa menjadi berlipat ganda bahkan ratusan juta.
Untuk menanggulanginya, saya kira tidak hanya Pemerintah yang harus berperan aktif. Melainkan, masyarakat pun harus ikut terjun. Bagaimana caranya? Mudah kok ! Perbaiki dulu etika membuang sampah yang benar. Biasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Memang mudah untuk berbicara, melakukannya itu yang sulit. Tapi, segala sesuatu itu harus didasari dengan niat. Lalu Bagaimana dengan sampah-sampah yang telah menumpuk? Apa yang harus diupayakan? Ya mungkin ide-ide berikut bisa diupayakan, seperti : memanfaatkannya sebagai kerajinan, mendaur ulang, memanfaatkannya menjadi bahan dasar bangunan, dan memusnahkannya.
Bagaimana cara memusnahkannya?
Indonesia memiliki banyak sekali Gunung Berapi yang masih aktif. Mengapa sampah-sampah tidak dimusnahkan saja dengan cara dimasukkan ke Gunung Berapi. Karena, seperti kita ketahui, suhu Gunung Berapi sangatlah panas, sehingga material-material apapun dapat dengan mudah lenyap. Namun ini hanya opini karena menurut saya cara ini lebih efektif dibandingkan dengan menimbun ataupun membakar sampah.


Daftar Pustaka :


Siapkah Koperasi di Indonesia Menghadapi Era Global?



            Dari judul artikel kali ini, kita dapat melihat yang akan dibahas kali ini adalah tentang koperasi di negara kita tercinta dalam era globalisasi. Seperti pada artikel sebelumnya saya telah menuliskan pengertian dari koperasi namun apakah pengertian globalisasi? Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Singkatnya, globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Keberadaan beberapa koperasi saat ini telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat, walaupun derajat dan intensitasnya berbeda. Lalu apa saja dampak globalisasi pada koperasi? Tentu saja ada dampak negatif dan positif yaitu sebagai berikut :

Dampak Positif Globalisasi Ekonomi :
  •  Produksi global dapat ditingkatkan
Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan. 
  • Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
  • ·        Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
  • ·        Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.

Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi :
  • ·        Menghambat pertumbuhan sektor industri
Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
  • ·        Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat.
  • ·      Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
  • ·        Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk.
Agar koperasi dapat eksis dalam era globalisasi perlu menempuh empat langkah. Pertama, harus dapat merestrukturasi hambatan internal dengan mengikis segala konflik yang ada. Kedua, pembenahan manajerial, ketiga, startegi integrasi ke luar dan ke dalam. Keempat, peningkatan efisiensi dalam proses produksi dan distribusi. Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi lainnya.
Tantangan untuk pengembangan masa depan memang relative berat, karena kalau tidak dilakukan pemberdayaan dalam koperasi dapat tergusur dalam persaingan yang makin mengglobal. Secara kualitas, koperasi Indonesia semakin meningkat dibanding beberapa tahun lalu. Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menangah (UKM), Agus Muharam mengatakan, koperasi siap menghadapi pasar global karena koperasi mempunyai kelebihan dibandingkan dengan usaha lainnya. Sejumlah kelebihan tersebut pertama, setiap orang dewasa dapat menjadi anggota sebuah koperasi. Kedua, keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela. Terbuka artinya anggota koperasi terbuka bagi siapa saja sesuai dengan jenis koperasinya. Ketiga, keanggotaan koperasi tidak membedakan suku, ras, derajat maupun agama. Keempat adalah sukarela, artinya keanggotaan koperasi tidak atas paksaan.
Dengan sejumlah kelebihan tesebut,  Agus mengungkapkan, koperasi bisa kebal dari dampak buruk ekonomi global. Dengan koperasi, masyarakat atau anggota koperasi bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga lebih murah. Anggota juga bisa mendapat pinjaman modal usaha melalui koperasi. Inilah peran koperasi untuk melindungi anggotanya dari cengkeraman para rentenir yang bergentayangan di desa-desa.
Bagi pekerja yang mempunyai jiwa usaha, mereka (yang semula sebagai pekerja formal) beralih menjadi pekerja informal, seperti penjual bakso, atau air mineral.
Ada banyak strategi menghadapi tantangan ekonomi seperti disebutkan di atas. Salah satunya adalah mengembangan koperasi. Setelah 67 tahun Indonesia merdeka, bagaimana perkembangan dan peran koperasi Indonesia? Ada dua pendapat. Pertama, kondisi dan perkembangan serta peran koperasi Indonesia masih memprihatinkan. Kedua, keberadaan koperasi sungguh membantu perekonomian Indonesia dan perkembangannya juga selalu naik.
Jadi menurut saya, koperasi Indonesia masih belum siap untuk menghadapi era globalisasi karena masih dibutuhkan beberapa perbaikan dan pengembangan baik dari internal maupun eksternal koperasi itu sendiri. Arus modal lamban dan tenaga kerjanya pun tidak sepenuhnya profesional. Meskipun jika dilihat dari perkembangan dan inovasinya terus meningkat, namun semua itu membutuhkan proses. Namun saya yakin lambat laut jika semua pengembangan itu dilakukan dengan terus menerus, juga diiringi dengan berbagai macam kreativitas, strategi dan inovasi maka koperasi di Indonesia akan mampu menghadapi era globalisasi dengan menjadi lebih dewasa dan mandiri.
  
 Daftar Pustaka :