Pages

Tuesday, November 17, 2015

Permasalahan Sosial di Indonesia : Sampah



Pembuangan sampah yang tidak diurus  dengan baik akan mengakibatkan masalah besar, karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dsb. Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi sampah organik atau sampah basah, contoh sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah termasuk sisa buah yang dapat mengalami pembusukan secara alami. Kemudian sampah anorganik atau sampah kering, contoh logam, besi, kaleng, plastik, karet juga botol yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami. Selain itu sampah berbahaya, contoh baterai, botol racun nyamuk termasuk jarum suntik bekas.
Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.             
Belum lama ini muncul berita terbaru mengenai sampah di negeri kita ini. Truk sampah yang seharusnya mengangkut sampah ke Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat pada 2 November 2015 jam 21.00 WIB terhadang oleh anggota ormas bahkan sejumlah sopir sempat diancam. Truk bermuatan sampah yang sempat diparkir 2 hari karena tidak bisa dibuang tentu saja menghambat karena menebar aroma bau tidak sedap. Sementara itu, kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adjie menganalisa waktu pengiriman sampah dari pukul 21.00 sampai pukul 05.00 WIB kurang efisien. Hal itu karena dengan jumlah sampah sekitar 5 ton yang diangkut ratusan truk, waktu yang tersedia sangat sempit. Alhasil, memicu antrean panjang di TPST Bantang Gebang. Kondisi ini pula bisa berakibat sampah kembali menumpuk di tempat penampungan sementara.
            Hal ini tidak hanya berdampak buruk bagi masyarakat yang harus mencium aroma tidak sedap dari sampah tersebut. Tidak hanya di sekitar tempat di mana truk tersebut berhenti namun di tempat-tempat lain seperti beberapa pasar di Jakarta pun merugi karena sampah yang seharusnya sudah dapat diangkut masih terabaikan. Para pedagang di pasar pun tidak memiliki cara lain selain membuang sampah di pinggir jalan. Sampah-sampah dari para pedagang dibiarkan menumpuk itu juga merupakan akibat dari ketidakefisienan waktu pengiriman sampah. Para pedagang protes karena selain bau tidak sedap mereka pun kesulitan mendapat pelanggan karena setiap pelanggan yang hendak membeli selalu terusik dengan aroma sampah kemudian mengurungkan niatnya untuk membeli.
            Selain tumpukan sampah di pinggir jalan raya berasal dari pedagang, para pengendara atau pejalan kaki yang lewat pun turut serta membuang sampah di tempat yang tidak semestinya tersebut. Tentu saja ini merupakan hal yang sangat serius karena tumpukan sampah sudah tidak sedikit lagi bahkan sampai menggunung. Waktu pengiriman sampah juga dinilai terlalu singkat. Sampah yang seharusnya dapat diangkut sekian ton jadi hanya dapat diangkut setengahnya saja dan sisanya terabaikan.
            Memang permasalahan sampah di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru namun hal ini harus segera ditindaklajuti terutama di ibukota Jakarta di mana banyak penduduk yang tinggal di sana dan banyak sekali yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Sungai-sungai penuh sampah sehingga ketika hujan melanda sungai akan meluap dan menyebabkan kebanjiran. Sungguh ini hal yang sangat memprihatinkan karena telah bertahun-tahun terjadi. Hal yang sama terulang lagi tanpa ada penyelesaian yang nyata.
Pengolahan sampah dapat menjadi sebuah program yang sangat penting. Pengelolaannya juga bisa dilakukan terpadu, sistemik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha. Hingga pada akhirnya, penanganan sampah di Indonesia dapat berjalan dengan maksimal yang paling penting, pengolahan sampah memberikan manfaat baik secara ekonomi dan tentu saja sehat lingkungan bagi masyarakat, dan dapat mengubah perilaku masyarakat. Dalam praktik sekarang ini masih banyak sekali yang hanya mengumpul, mengangkut, menimbun dengan hanya menggunakan teknologi pengolahan sampah yang lama. Untuk itu, perlu dibangun suatu sistem terobosan yang terpadu, mulai dari rumah tangga, pemilahan, penjemputan, pemilihan, hingga sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.
Tentu tidak sepenuhnya salah pemerintah meski pemerintah dinilai lamban dalam mengatasinya. Kembali lagi kepada diri sendiri apakah kita sudah membuang sampah pada tempatnya? Ataukah harus denda jika kita membuang sampah sembarangan? Di pasar di Jakarta dipasang papan besar dengan tulisan “Dikenakan denda 500 juta jika membuang sampah sembarangan” namun apa kenyataannya? Tidak jauh dari papan tersebut terdapat gunungan sampah yang sangat tinggi. Jadi sebenarnya jika ingin semua itu teratasi kita harus memulai dari hal-hal kecil seperti dari dalam diri sendiri. Sadar diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Jika anda berpikir “saya hanya membuang satu bungkus permen” dengan kata ‘hanya’ maka ada berapa puluh atau bahkan ratusan atau bahkan ribuan, jutaan orang akan mengikuti anda dengan mengatakan ‘hanya satu’? Bungkus permen yang ‘hanya satu’ tersebut bisa menjadi berlipat ganda bahkan ratusan juta.
Untuk menanggulanginya, saya kira tidak hanya Pemerintah yang harus berperan aktif. Melainkan, masyarakat pun harus ikut terjun. Bagaimana caranya? Mudah kok ! Perbaiki dulu etika membuang sampah yang benar. Biasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Memang mudah untuk berbicara, melakukannya itu yang sulit. Tapi, segala sesuatu itu harus didasari dengan niat. Lalu Bagaimana dengan sampah-sampah yang telah menumpuk? Apa yang harus diupayakan? Ya mungkin ide-ide berikut bisa diupayakan, seperti : memanfaatkannya sebagai kerajinan, mendaur ulang, memanfaatkannya menjadi bahan dasar bangunan, dan memusnahkannya.
Bagaimana cara memusnahkannya?
Indonesia memiliki banyak sekali Gunung Berapi yang masih aktif. Mengapa sampah-sampah tidak dimusnahkan saja dengan cara dimasukkan ke Gunung Berapi. Karena, seperti kita ketahui, suhu Gunung Berapi sangatlah panas, sehingga material-material apapun dapat dengan mudah lenyap. Namun ini hanya opini karena menurut saya cara ini lebih efektif dibandingkan dengan menimbun ataupun membakar sampah.


Daftar Pustaka :


Siapkah Koperasi di Indonesia Menghadapi Era Global?



            Dari judul artikel kali ini, kita dapat melihat yang akan dibahas kali ini adalah tentang koperasi di negara kita tercinta dalam era globalisasi. Seperti pada artikel sebelumnya saya telah menuliskan pengertian dari koperasi namun apakah pengertian globalisasi? Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Singkatnya, globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Keberadaan beberapa koperasi saat ini telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat, walaupun derajat dan intensitasnya berbeda. Lalu apa saja dampak globalisasi pada koperasi? Tentu saja ada dampak negatif dan positif yaitu sebagai berikut :

Dampak Positif Globalisasi Ekonomi :
  •  Produksi global dapat ditingkatkan
Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan. 
  • Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
  • ·        Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
  • ·        Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.

Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi :
  • ·        Menghambat pertumbuhan sektor industri
Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
  • ·        Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat.
  • ·      Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
  • ·        Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk.
Agar koperasi dapat eksis dalam era globalisasi perlu menempuh empat langkah. Pertama, harus dapat merestrukturasi hambatan internal dengan mengikis segala konflik yang ada. Kedua, pembenahan manajerial, ketiga, startegi integrasi ke luar dan ke dalam. Keempat, peningkatan efisiensi dalam proses produksi dan distribusi. Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi lainnya.
Tantangan untuk pengembangan masa depan memang relative berat, karena kalau tidak dilakukan pemberdayaan dalam koperasi dapat tergusur dalam persaingan yang makin mengglobal. Secara kualitas, koperasi Indonesia semakin meningkat dibanding beberapa tahun lalu. Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menangah (UKM), Agus Muharam mengatakan, koperasi siap menghadapi pasar global karena koperasi mempunyai kelebihan dibandingkan dengan usaha lainnya. Sejumlah kelebihan tersebut pertama, setiap orang dewasa dapat menjadi anggota sebuah koperasi. Kedua, keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela. Terbuka artinya anggota koperasi terbuka bagi siapa saja sesuai dengan jenis koperasinya. Ketiga, keanggotaan koperasi tidak membedakan suku, ras, derajat maupun agama. Keempat adalah sukarela, artinya keanggotaan koperasi tidak atas paksaan.
Dengan sejumlah kelebihan tesebut,  Agus mengungkapkan, koperasi bisa kebal dari dampak buruk ekonomi global. Dengan koperasi, masyarakat atau anggota koperasi bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga lebih murah. Anggota juga bisa mendapat pinjaman modal usaha melalui koperasi. Inilah peran koperasi untuk melindungi anggotanya dari cengkeraman para rentenir yang bergentayangan di desa-desa.
Bagi pekerja yang mempunyai jiwa usaha, mereka (yang semula sebagai pekerja formal) beralih menjadi pekerja informal, seperti penjual bakso, atau air mineral.
Ada banyak strategi menghadapi tantangan ekonomi seperti disebutkan di atas. Salah satunya adalah mengembangan koperasi. Setelah 67 tahun Indonesia merdeka, bagaimana perkembangan dan peran koperasi Indonesia? Ada dua pendapat. Pertama, kondisi dan perkembangan serta peran koperasi Indonesia masih memprihatinkan. Kedua, keberadaan koperasi sungguh membantu perekonomian Indonesia dan perkembangannya juga selalu naik.
Jadi menurut saya, koperasi Indonesia masih belum siap untuk menghadapi era globalisasi karena masih dibutuhkan beberapa perbaikan dan pengembangan baik dari internal maupun eksternal koperasi itu sendiri. Arus modal lamban dan tenaga kerjanya pun tidak sepenuhnya profesional. Meskipun jika dilihat dari perkembangan dan inovasinya terus meningkat, namun semua itu membutuhkan proses. Namun saya yakin lambat laut jika semua pengembangan itu dilakukan dengan terus menerus, juga diiringi dengan berbagai macam kreativitas, strategi dan inovasi maka koperasi di Indonesia akan mampu menghadapi era globalisasi dengan menjadi lebih dewasa dan mandiri.
  
 Daftar Pustaka :

Sunday, November 15, 2015

Wajah Koperasi Indonesia Saat Ini


Kali ini saya akan membahas tentang wajah koperasi di negara kita saat ini. Jika berbicara tentang wajah pasti akan terkilas muka atau bagian depan dari kepala. Namun bagaimana dengan ‘Wajah Koperasi’? apakah koperasi memiliki wajah seperti orang-orang? Tentu tidak. Yang dimaksud wajah koperasi yaitu lebih mengarah kepada bagaimana keadaan koperasi terutama di Indonesia saat ini. Untuk mendefinisikan seperti apa kondisi perkoperasian di tanah air kita sekarang ini sama peliknya dengan upaya mensinergikan entitas gerakan koperasi yang tercerai berai saat ini. Sementara setumpuk persoalan hampir mengendap dan nyaris membatu diperam waktu. 
Di Negara berkembang, khususnya Indonesia, koperasi sangat dibutuhkan sebagai institusi yang menjadi mitra negara untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Perkoperasian Indonesia sekarang ini sedang dalam keadaan yang tidak bergerak lebih kepada terpuruk dan sungguh sangat berbeda jika dibandingkan dengan perkoperasian saat koperasi baru dilahirkan. Usaha Kecil dan Menengah yang sebagian besar pelakunya merupakan koperasi memiliki pertahanan yang sangat baik dalam menghadapi krisis yang terjadi di Indonesia pada 1997. Periode ini merupakan momen yang sangat menakutkan bagi perekonomian Indonesia. Krisis ini telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sek tor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu pailit karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankan yang ikut terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi. Berbeda dengan koperasi dan UKM yang sebagian besar tetap bertahan, bahkan cendrung bertambah. Alasan mengapa koperasi dan UKM dapat bertahan di tengah krisis moneter 1997 lalu antara lain:

1. Sebagian besar koperasi dan UKM memproduksi barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan.

2. Sebagian besar koperasi dan UKM tidak mendapat modal dari bank. Di Indonesia, koperasi dan UKM mempergunakan modal sendiri dari simpanan para anggotanya dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah.
Tidak seperti koperasi saat ini. Koperasi saat ini seperti berada diantara hidup dan mati, semakin hari tidak menunjukan kemajuan berkesan melainkan selalu menunjukan kemunduran yang siginifikan seperti peribahasa hidup segan mati tak mau. Kondisi koperasi yang memperihatinkan ini dapat kita lihat dari angka koperasi yang sudak tidak aktif atau tidak beroperasi lagi, yakni sebanyak 27% dari angka 177.000 koperasi yang berada di Indonesia, atau sekitar 48.000 koperasi. Kemunduran ini telah disebabkan oleh beberapa permasalahan yang timbul baik dari dalam tubuh koperasi maupun dari luarnya. Permasalahan yang menyebabkan kemunduran perkoperasian Indonesia diantaranya adalah masalah permodalan, kualitas sumber daya manusia yang mengelola koperasi, sistem manajerial, serta peran pemerintah yang terlalu meng-anak emaskan koperasi. Kemunduran koperasi yang berkaitan dengan permodalan telah disebabkan karena diabad 20 ini telah banyak menjamur bank – bank konvensional sehingga para pemilik modal sekarang lebih memilih mengalokasikan dana yang dimilikinya untuk ditabung atau disimpan di bank – bank yang menjanjikan keuntungan suku bunga tinggi, sehingga badan usaha koperasi mulai tidak dilirik sebagai badan penghimpun dana.
Selain mengenai permodalan, masalah kepengurusan yang tidak profesional pun menjadi akar dari kemunduran kejayaan koperasi di Indonesia. Kepengurusan yang diusung oleh individu – individu yang tidak kompeten dan tidak berstandar kualitas tinggi, merupakan penyebab langsung dari memburuknya wajah koperasi sekarang. Bukan hanya para pengelola koperasi dalam sehari – harinya, tapi juga para pemimpin yang menduduki posisi penting dalam perkoperasian Indonesia tidak kompeten untuk dapat lebih mensosialisasikan koperasi kepada masyarakat sehingga minat masyarakat pada keberadaan badan usaha koperasi cendrung sangat menurun.
Berikutnya adalah masalah manajerial dalam pengelolaan koperasi yang masih belum profesional, dikatakan demikian karena kebanyakan koperasi masih menggunakan perhitungan manual dan cara manajemen yang sederhana dalam pengelolaan koperasi. Selanjutnya yaitu masalah penganak emasan koperasi oleh pemerintah Negara kita yang telah dimulai sejak masa pemerintahan orde baru. Kebijakan yang sebetulnya dapat mengembangkan citra baik koperasi ini ternyata disalah artikan sehingga membuat koperasi tidak mandiri dan tidak mempunyai daya saing dan mental bersaing untuk lebih mengembangkan diri dibandingkan dengan badan – badan usaha lainnya yang mulai bermunculan di Indonesia, karena dana koperasi saat ini berasal dari dana segar pemerintah, sehingga pada akhirnya peran koperasi perlahan mulai tergantikan. Peran pemerintahan yang selalu memberikan fasilitas kepada koperasi membuat koperasi terlalu menggantungkan diri pada pemerintah dan tidak berusaha lebih keras untuk lebih membangun koperasi dengan kekuatan sendiri. Hal ini membuat masyarakat beranggapan bahwa koperasi itu secara utuh dipunyai dan diatur oleh pemerintah, yang pada keadaan sebenarnya koperasi hanya bias berjalan jika memiliki anggota yaitu masyarakat.
Sebagai salah satu badan usaha dalam sistem perekonomian Indonesia, koperasi diharapkan dapat berperan aktif dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Namun di era reformasi ini keberadaan koperasi banyak mendapat sorotan. Beberapa kalangan berpendapat koperasi mulai kehilangan identitasnya sebagai salah satu badan usaha yang berciri demokrasi dan dimiliki oleh orang perorang dalam satu kumpulan, berubah menjadi badan usaha dengan jumlah modal yang disetor seperti badan usaha lainnya. Padahal koperasi diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Permasalahan koperasi tidak hanya dari dalam tubuh koperasi saja, tapi juga berasal dari lingkungan sekitar koperasi. Gambaran koperasi dipandang sebelah mata, merupakan salah satu masalah penghambat tumbuhnya koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar, maju dan memiliki daya saing di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat partisipasi anggota koperasi rendah. Koperasi dipandang menyulitkan karena pemilik modal dituntut untuk turut bekerja didalamnya, seperti dalam hal pengurusan, manajerial dan sebagainya. Jika diuraikan lebih lanjut dapat kita ketahui lebih mendalam masalah – masalah yang dihadapi oleh perkoperasian Indonesia saat ini. Mulai dari masalah – masalah kecil hingga kepada masalah – masalah yang cakupannya luas dan besar.
Maka dilihat dari wajah perkoperasian Indonesia sekarang, dapat disimpulkan bahwa sangat perlu dilakukannya pembaharuan dalam tubuh perkoperasian Indonesia. Pembaharuan ini dapat dilaksanakan diantaranya dengan pemulihan jati diri koperasi dan pembangunan kembali nama baik koperasi dimata masyarakat. Pemulihan jati diri disini dimaksudkan agar koperasi lebih memperbaiki kekurangan – kekurangannya selama ini. Prosesnya mungkin dapat dimulai dari hal – hal kecil, misal ; meningkatkan kebersamaan antara anggota koperasi, regenerasi pengurus – pengurus koperasi oleh SDM yang lebih kompeten dan berkualitas tinggi, memodernisasi system manajerial dalam tubuh koperasi, serta meningkatkan kemandirian agar dapat lebih berkembang dan memiliki mental bersaing dengan badan usaha lainnya. Pembangunan kembali nama baik koperasi dimata masyarakat harus dimulai dengan system pembaharuan yang pertama yakni pemulihan jati diri koperasi, karena saat jadi diri koperasi sudah terbentuk dan diyakini masyarakat tidak akan goyah lagi, pastinya kepercayaan serta ketertarikan masyarakat untuk ikut andil dalam pengembangan koperasi akan meningkat. Harapan kedepannya terhadap perkoperasian Indonesia adalah agar koperasi Indonesia dapat secepatnya bangkit kembali, lebih kokoh dan kembali menjadi penyokong kegiatan ekonomi Indonesia yang tepat serta cepat tanggap terhadap pertumbuhan serta perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia seperti awal pembentukan dari koperasi.

Daftar Pustaka :