Pembuangan sampah yang tidak
diurus dengan baik akan mengakibatkan masalah besar, karena penumpukan
sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan
pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga
pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke
sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir.
Sampah adalah suatu bahan yang
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang
belum memiliki nilai ekonomis. Sampah berasal dari rumah tangga, pertanian,
perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dsb. Secara garis besar, sampah
dibedakan menjadi sampah organik atau sampah basah, contoh sampah dapur, sampah
restoran, sisa sayuran, rempah-rempah termasuk sisa buah yang dapat mengalami
pembusukan secara alami. Kemudian sampah anorganik atau sampah kering, contoh
logam, besi, kaleng, plastik, karet juga botol yang tidak dapat mengalami
pembusukan secara alami. Selain itu sampah berbahaya, contoh baterai, botol
racun nyamuk termasuk jarum suntik bekas.
Permasalahan sampah di Indonesia
antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat,
kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang
dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah,
air, dan udara, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan
kesehatan.
Belum lama ini muncul berita terbaru
mengenai sampah di negeri kita ini. Truk sampah yang seharusnya mengangkut
sampah ke Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat pada 2 November 2015 jam 21.00 WIB
terhadang oleh anggota ormas bahkan sejumlah sopir sempat diancam. Truk
bermuatan sampah yang sempat diparkir 2 hari karena tidak bisa
dibuang tentu saja menghambat karena menebar aroma bau tidak sedap. Sementara
itu, kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adjie menganalisa
waktu pengiriman sampah dari pukul 21.00 sampai pukul 05.00 WIB kurang
efisien. Hal itu karena dengan jumlah sampah sekitar 5 ton yang diangkut
ratusan truk, waktu yang tersedia sangat sempit. Alhasil, memicu antrean
panjang di TPST Bantang Gebang. Kondisi ini pula bisa berakibat sampah kembali
menumpuk di tempat penampungan sementara.
Hal
ini tidak hanya berdampak buruk bagi masyarakat yang harus mencium aroma tidak
sedap dari sampah tersebut. Tidak hanya di sekitar tempat di mana truk tersebut
berhenti namun di tempat-tempat lain seperti beberapa pasar di Jakarta pun
merugi karena sampah yang seharusnya sudah dapat diangkut masih terabaikan.
Para pedagang di pasar pun tidak memiliki cara lain selain membuang sampah di
pinggir jalan. Sampah-sampah dari para pedagang dibiarkan menumpuk itu juga
merupakan akibat dari ketidakefisienan waktu pengiriman sampah. Para pedagang
protes karena selain bau tidak sedap mereka pun kesulitan mendapat pelanggan
karena setiap pelanggan yang hendak membeli selalu terusik dengan aroma sampah
kemudian mengurungkan niatnya untuk membeli.
Selain
tumpukan sampah di pinggir jalan raya berasal dari pedagang, para pengendara
atau pejalan kaki yang lewat pun turut serta membuang sampah di tempat yang
tidak semestinya tersebut. Tentu saja ini merupakan hal yang sangat serius
karena tumpukan sampah sudah tidak sedikit lagi bahkan sampai menggunung. Waktu
pengiriman sampah juga dinilai terlalu singkat. Sampah yang seharusnya dapat
diangkut sekian ton jadi hanya dapat diangkut setengahnya saja dan sisanya
terabaikan.
Memang
permasalahan sampah di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru namun hal ini
harus segera ditindaklajuti terutama di ibukota Jakarta di mana banyak penduduk
yang tinggal di sana dan banyak sekali yang membuang sampah tidak pada
tempatnya. Sungai-sungai penuh sampah sehingga ketika hujan melanda sungai akan
meluap dan menyebabkan kebanjiran. Sungguh ini hal yang sangat memprihatinkan
karena telah bertahun-tahun terjadi. Hal yang sama terulang lagi tanpa ada
penyelesaian yang nyata.
Pengolahan sampah dapat menjadi
sebuah program yang sangat penting. Pengelolaannya juga bisa dilakukan terpadu,
sistemik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha. Hingga
pada akhirnya, penanganan sampah di Indonesia dapat berjalan dengan maksimal yang
paling penting, pengolahan sampah memberikan manfaat baik secara ekonomi dan
tentu saja sehat lingkungan bagi masyarakat, dan dapat mengubah perilaku
masyarakat. Dalam praktik sekarang ini masih banyak sekali yang hanya
mengumpul, mengangkut, menimbun dengan hanya menggunakan teknologi pengolahan
sampah yang lama. Untuk itu, perlu dibangun suatu sistem terobosan yang
terpadu, mulai dari rumah tangga, pemilahan, penjemputan, pemilihan, hingga
sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.
Tentu tidak sepenuhnya salah
pemerintah meski pemerintah dinilai lamban dalam mengatasinya. Kembali lagi
kepada diri sendiri apakah kita sudah membuang sampah pada tempatnya? Ataukah
harus denda jika kita membuang sampah sembarangan? Di pasar di Jakarta dipasang
papan besar dengan tulisan “Dikenakan denda 500 juta jika membuang sampah
sembarangan” namun apa kenyataannya? Tidak jauh dari papan tersebut terdapat
gunungan sampah yang sangat tinggi. Jadi sebenarnya jika ingin semua itu
teratasi kita harus memulai dari hal-hal kecil seperti dari dalam diri sendiri.
Sadar diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Jika anda berpikir “saya hanya
membuang satu bungkus permen” dengan kata ‘hanya’ maka ada berapa puluh atau
bahkan ratusan atau bahkan ribuan, jutaan orang akan mengikuti anda dengan
mengatakan ‘hanya satu’? Bungkus permen yang ‘hanya satu’ tersebut bisa menjadi
berlipat ganda bahkan ratusan juta.
Untuk menanggulanginya, saya kira tidak hanya
Pemerintah yang harus berperan aktif. Melainkan, masyarakat pun harus ikut
terjun. Bagaimana caranya? Mudah kok ! Perbaiki dulu etika membuang sampah yang
benar. Biasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Memang mudah untuk berbicara, melakukannya itu yang
sulit. Tapi, segala sesuatu itu harus didasari dengan niat. Lalu
Bagaimana dengan sampah-sampah yang telah menumpuk? Apa yang harus diupayakan?
Ya mungkin ide-ide berikut bisa diupayakan, seperti : memanfaatkannya sebagai kerajinan, mendaur ulang, memanfaatkannya menjadi bahan dasar
bangunan, dan memusnahkannya.
Bagaimana cara
memusnahkannya?
Indonesia memiliki banyak sekali Gunung Berapi
yang masih aktif. Mengapa sampah-sampah tidak dimusnahkan saja dengan cara
dimasukkan ke Gunung Berapi. Karena, seperti kita ketahui, suhu Gunung Berapi
sangatlah panas, sehingga material-material apapun dapat dengan mudah lenyap. Namun
ini hanya opini karena menurut saya cara ini lebih efektif dibandingkan dengan
menimbun ataupun membakar sampah.
Daftar Pustaka :