Pages

Sunday, November 15, 2015

Wajah Koperasi Indonesia Saat Ini


Kali ini saya akan membahas tentang wajah koperasi di negara kita saat ini. Jika berbicara tentang wajah pasti akan terkilas muka atau bagian depan dari kepala. Namun bagaimana dengan ‘Wajah Koperasi’? apakah koperasi memiliki wajah seperti orang-orang? Tentu tidak. Yang dimaksud wajah koperasi yaitu lebih mengarah kepada bagaimana keadaan koperasi terutama di Indonesia saat ini. Untuk mendefinisikan seperti apa kondisi perkoperasian di tanah air kita sekarang ini sama peliknya dengan upaya mensinergikan entitas gerakan koperasi yang tercerai berai saat ini. Sementara setumpuk persoalan hampir mengendap dan nyaris membatu diperam waktu. 
Di Negara berkembang, khususnya Indonesia, koperasi sangat dibutuhkan sebagai institusi yang menjadi mitra negara untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Perkoperasian Indonesia sekarang ini sedang dalam keadaan yang tidak bergerak lebih kepada terpuruk dan sungguh sangat berbeda jika dibandingkan dengan perkoperasian saat koperasi baru dilahirkan. Usaha Kecil dan Menengah yang sebagian besar pelakunya merupakan koperasi memiliki pertahanan yang sangat baik dalam menghadapi krisis yang terjadi di Indonesia pada 1997. Periode ini merupakan momen yang sangat menakutkan bagi perekonomian Indonesia. Krisis ini telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sek tor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu pailit karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankan yang ikut terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi. Berbeda dengan koperasi dan UKM yang sebagian besar tetap bertahan, bahkan cendrung bertambah. Alasan mengapa koperasi dan UKM dapat bertahan di tengah krisis moneter 1997 lalu antara lain:

1. Sebagian besar koperasi dan UKM memproduksi barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan.

2. Sebagian besar koperasi dan UKM tidak mendapat modal dari bank. Di Indonesia, koperasi dan UKM mempergunakan modal sendiri dari simpanan para anggotanya dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah.
Tidak seperti koperasi saat ini. Koperasi saat ini seperti berada diantara hidup dan mati, semakin hari tidak menunjukan kemajuan berkesan melainkan selalu menunjukan kemunduran yang siginifikan seperti peribahasa hidup segan mati tak mau. Kondisi koperasi yang memperihatinkan ini dapat kita lihat dari angka koperasi yang sudak tidak aktif atau tidak beroperasi lagi, yakni sebanyak 27% dari angka 177.000 koperasi yang berada di Indonesia, atau sekitar 48.000 koperasi. Kemunduran ini telah disebabkan oleh beberapa permasalahan yang timbul baik dari dalam tubuh koperasi maupun dari luarnya. Permasalahan yang menyebabkan kemunduran perkoperasian Indonesia diantaranya adalah masalah permodalan, kualitas sumber daya manusia yang mengelola koperasi, sistem manajerial, serta peran pemerintah yang terlalu meng-anak emaskan koperasi. Kemunduran koperasi yang berkaitan dengan permodalan telah disebabkan karena diabad 20 ini telah banyak menjamur bank – bank konvensional sehingga para pemilik modal sekarang lebih memilih mengalokasikan dana yang dimilikinya untuk ditabung atau disimpan di bank – bank yang menjanjikan keuntungan suku bunga tinggi, sehingga badan usaha koperasi mulai tidak dilirik sebagai badan penghimpun dana.
Selain mengenai permodalan, masalah kepengurusan yang tidak profesional pun menjadi akar dari kemunduran kejayaan koperasi di Indonesia. Kepengurusan yang diusung oleh individu – individu yang tidak kompeten dan tidak berstandar kualitas tinggi, merupakan penyebab langsung dari memburuknya wajah koperasi sekarang. Bukan hanya para pengelola koperasi dalam sehari – harinya, tapi juga para pemimpin yang menduduki posisi penting dalam perkoperasian Indonesia tidak kompeten untuk dapat lebih mensosialisasikan koperasi kepada masyarakat sehingga minat masyarakat pada keberadaan badan usaha koperasi cendrung sangat menurun.
Berikutnya adalah masalah manajerial dalam pengelolaan koperasi yang masih belum profesional, dikatakan demikian karena kebanyakan koperasi masih menggunakan perhitungan manual dan cara manajemen yang sederhana dalam pengelolaan koperasi. Selanjutnya yaitu masalah penganak emasan koperasi oleh pemerintah Negara kita yang telah dimulai sejak masa pemerintahan orde baru. Kebijakan yang sebetulnya dapat mengembangkan citra baik koperasi ini ternyata disalah artikan sehingga membuat koperasi tidak mandiri dan tidak mempunyai daya saing dan mental bersaing untuk lebih mengembangkan diri dibandingkan dengan badan – badan usaha lainnya yang mulai bermunculan di Indonesia, karena dana koperasi saat ini berasal dari dana segar pemerintah, sehingga pada akhirnya peran koperasi perlahan mulai tergantikan. Peran pemerintahan yang selalu memberikan fasilitas kepada koperasi membuat koperasi terlalu menggantungkan diri pada pemerintah dan tidak berusaha lebih keras untuk lebih membangun koperasi dengan kekuatan sendiri. Hal ini membuat masyarakat beranggapan bahwa koperasi itu secara utuh dipunyai dan diatur oleh pemerintah, yang pada keadaan sebenarnya koperasi hanya bias berjalan jika memiliki anggota yaitu masyarakat.
Sebagai salah satu badan usaha dalam sistem perekonomian Indonesia, koperasi diharapkan dapat berperan aktif dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Namun di era reformasi ini keberadaan koperasi banyak mendapat sorotan. Beberapa kalangan berpendapat koperasi mulai kehilangan identitasnya sebagai salah satu badan usaha yang berciri demokrasi dan dimiliki oleh orang perorang dalam satu kumpulan, berubah menjadi badan usaha dengan jumlah modal yang disetor seperti badan usaha lainnya. Padahal koperasi diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Permasalahan koperasi tidak hanya dari dalam tubuh koperasi saja, tapi juga berasal dari lingkungan sekitar koperasi. Gambaran koperasi dipandang sebelah mata, merupakan salah satu masalah penghambat tumbuhnya koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar, maju dan memiliki daya saing di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat partisipasi anggota koperasi rendah. Koperasi dipandang menyulitkan karena pemilik modal dituntut untuk turut bekerja didalamnya, seperti dalam hal pengurusan, manajerial dan sebagainya. Jika diuraikan lebih lanjut dapat kita ketahui lebih mendalam masalah – masalah yang dihadapi oleh perkoperasian Indonesia saat ini. Mulai dari masalah – masalah kecil hingga kepada masalah – masalah yang cakupannya luas dan besar.
Maka dilihat dari wajah perkoperasian Indonesia sekarang, dapat disimpulkan bahwa sangat perlu dilakukannya pembaharuan dalam tubuh perkoperasian Indonesia. Pembaharuan ini dapat dilaksanakan diantaranya dengan pemulihan jati diri koperasi dan pembangunan kembali nama baik koperasi dimata masyarakat. Pemulihan jati diri disini dimaksudkan agar koperasi lebih memperbaiki kekurangan – kekurangannya selama ini. Prosesnya mungkin dapat dimulai dari hal – hal kecil, misal ; meningkatkan kebersamaan antara anggota koperasi, regenerasi pengurus – pengurus koperasi oleh SDM yang lebih kompeten dan berkualitas tinggi, memodernisasi system manajerial dalam tubuh koperasi, serta meningkatkan kemandirian agar dapat lebih berkembang dan memiliki mental bersaing dengan badan usaha lainnya. Pembangunan kembali nama baik koperasi dimata masyarakat harus dimulai dengan system pembaharuan yang pertama yakni pemulihan jati diri koperasi, karena saat jadi diri koperasi sudah terbentuk dan diyakini masyarakat tidak akan goyah lagi, pastinya kepercayaan serta ketertarikan masyarakat untuk ikut andil dalam pengembangan koperasi akan meningkat. Harapan kedepannya terhadap perkoperasian Indonesia adalah agar koperasi Indonesia dapat secepatnya bangkit kembali, lebih kokoh dan kembali menjadi penyokong kegiatan ekonomi Indonesia yang tepat serta cepat tanggap terhadap pertumbuhan serta perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia seperti awal pembentukan dari koperasi.

Daftar Pustaka :

No comments:

Post a Comment