Pages

Sunday, October 18, 2015

Permasalahan Sosial di Indonesia



Permasalahan sosial di Indonesia, tentu saja tidak hanya satu atau dua masalah yang ada di negara kita tercinta ini. Ada banyak sekali masalah-masalah sosial, satu demi satu masalah bermunculan terlebih lagi ditambah dengan masalah lama yang belum terpecahkan hingga tidak dapat dihitung dengan jari. 

Dari berbagai masalah yang ada,  kali ini saya akan membahas tentang kesadisan pelajar yang dilakukan oleh anak di bawah umur lebih tepatnya kasus tentang dua orang anak SD kakak beradik yang tega membakar temannya sendiri. Hal ini sangat memprihatinkan. Kakak beradik JS kelas 6 SD dan RS kelas 2 SD yang bersekolah di SD Batubara, Sumatera Utara tega membakar dua temannya sendiri. Hal ini disebabkan karena permasalahan yang sangat sepele, yaitu karena kakak beradik ini tidak diajak main oleh temannya MJP dan JC.

Kronologis kejadiannya seperti dikutip di liputan6.com mengatakan bahwa pada saat itu MJP dan JC sedang bermain adu ikan lalu kaka beradik ini datang meminta untuk ikut bermain namun oleh MJP dan JC permintaan itu ditolak karena mereka tidak memiliki ikan. Lalu seketika itu juga kakak beradik tersebut mengambil bensin dan menyiramkannya ke tubuh korban dan membakarnya.

Hal tersebut menyebabkan luka bakar hingga 50% pada tubuh MJP yang kemudian harus dilarikan ke klinik sedangkan JC dilarikan ke RS Bhayangkara Brimob Medan. Kondisi kedua korban ini perlahan membaik namun hingga saat ini keluarga pelaku belum mendatangi korban untuk meminta maaf atau berdamai meski keluarga korban membuka pintu perdamaian lebar-lebar terutama dikarenakan pelaku masih di bawah umur.

Dari kasus tersebut, pasti menimbulkan pertanyaan besar dan membuat orang terheran-heran. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Anak SD yang seharusnya masih polos dan bermain menikmati masa kecilnya ini malah melakukan tindakan yang belum tentu dilakukan oleh semua orang dewasa. Terlebih lagi peristiwa tersebut hanya dikarenakan permasalahan yang tidak sebanding dengan penderitaan korban. Orang yang memiliki pikiran saja tidak sampai hati untuk melakukan hal separah itu. Memang tidak hanya pelaku yang dapat disalahkan. Dari segi psikologis, orang-orang dan lingkungan sekitar terutama acara di televisi juga dapat memengaruhi terjadinya hal-hal seperti ini yang dilakukan oleh anak di bawah umur. Bisa dikatakan orang tuanya gagal dalam mendidik anak karena tidak mengawasi anaknya dengan baik dan menanamkan nilai-nilai moral pada kedua anaknya tersebut.

Jika dilihat dari umurnya, memang tidak dapat disalahkan. Bisa saja sang adik hanya mengikuti perintah atau malah ikutan-ikutan apa yang dilakukan kakaknya. Sang kakak bisa saja termotivasi untuk meniru apa yang pernah dilihatnya. Mungkin dari televisi atau orang sekitar yang melakukannya terutama di keluarga lalu membuat ia berpikir bahwa dia akan menjadi orang hebat dan keren jika dapat melakukan hal tersebut. Ini suatu masalah yang tidak sepele. Hanya dikarenakan tersangka di bawah umur dan tidak ada pidana hukuman penjara, anak-anak seperti ini bisa saja tetap melakukan hal tersebut setelah beranjak dewasa nanti. Anak seumuran mereka seharusya masih bermain dengan polos-polosnya bukan membakar temannya sendiri. Anak di bawah umur seperti teko. Apa yang diisi itulah yang dikeluarkan. Jika orang tuanya menanamkan nilai-nilai moral dan perilaku yang baik, maka anaknya juga akan menjadi baik. Tidak hanya dalam mendidik, orang tua juga harus memperhatikan acara televisi yang ditonton oleh anak. Anak akan menyerap begitu saja paa yang dilihatnya di televisi tanpa mencernanya terlebih dahulu. Itu dikarenakan anak-anak hanya anak-anak yang masih polos belum dapat membedakan apa yang baik dan yang tidak baik bagi dirinya dan orang sekitarnya. Tidak hanya sinetron yang tidak mendidik, kartun pun juga. Saat anak menonton televisi sebaiknya dibimbing juga. Seperti diberikan penjelasan kalau melakukan hal ini dan itu baik atau tidak baiknya agar dilakukan atau justru dihindari agar anak-anak tidak menelannya bulat-bulat. Mereka tidak tahu apakah setelah memukul tangan temannya menggunakan palu maka tangan teman mereka akan menjadi gepeng seperti di kartun kucing dan tikus atau tidak. Hal-hal seperti itu yang tidak mendidik harus dihindari.

Sebagian besar acara televisi di Indonesia memang saya katakan tidak berkualitas karena tidak mendidik. Namun saya suka dengan kartun kakak beradik yang masih mendengarkan apa kata neneknya dan berbuat baik pada sesama, itu sangatlah mendidik. Anak kecil tidak seharusnya menonton acara sinetron yang tayang di televisi karena mereka belum cukup umur untuk mengerti apa yang ditampilkan. Jika mereka menonton dan menelannya bulat-bulat, itu hanya akan membuat mereka dewasa yang belum pada saatnya. Jadi menurut saya sebaiknya orang tua selalu mengawasi anak ketika menonton tv terutama di malam hari di mana mereka belum wakutnya tidur.

Tidak hanya acara televisi, orang-orang di lingkunga sekitar juga dapat menjadimotivasi bagi tersangka untuk melakukan hal sesadis itu. Setelah saya telusuri lagi, ternyata tidak hanya kasus kakak beradik ini yang telah membakar temannya. Namun masih banyak pelajar lainnya yang pernah malakukan hal tersebut bahkan hingga korban tewas. Saya hanya berharap hal seperti ini jangan sampai terjadi lagi karena merugikan orang banyak. Generasi selanjutnya seharusnya lebih baik lagi bukan generasi yang hanya dapat melakukan kriminalitas. Semoga para orang tua di luar sana sadar akan pentingnya mendidik anak dengan baik dan mengajarkan nilai-nilai moral serta agama sehingga anak di kemudian harinya tidak melakukan hal yang seenaknya saja.

No comments:

Post a Comment