Pages

Sunday, October 12, 2014

Ilmu Budaya Dasar : Manusia dan Penderitaan



A.  Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Derita itu sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti menahan atau menanggung. Jadi arti derita secara umumnya yaitu menanggung atau merasakan sesuatu atau hal yang tidak menyenangkan.Cinta dan kasih merupakan dua hal yang hampir bersamaan dan saling mendukung. Penderitaan merupakan risiko kehidupan. Di dunia ini kita telah diberikan berbagai kesenangan dan kebahagiaan oleh-Nya. Namun itu tidak berarti bahwa kita akan terlepas dari segala penderitaan atau kesedihan. Setiap orang pasti akan merasakan kesenangan dan kesedihan. Penderitaan yang dialami suatu individu belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Ada beberapa orang yang menganggap bahwa penderitaan itu sendiri merupakan pendorong atau energi untuk dia bangkit dan terus berusaha untuk mencapai kebahagiaan.
                                                   
B.  Siksaan
     Siksaan dapat berupa siksaan jasmani maupun rohani. Siksaan merupakan awal dari timbulnya penderitaan. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi. Siksaan jasmani contohnya penganiayaan, pembunuhan, penyiksaan dan lain-lain. Sedangkan siksaan rohani atau batin contohnya kesepian, ketakutan, dan lain-lain.

1.   Kebimbangan
Kebimbangan adalah suatu perasaan seseorang yang sedang berada pada saat di mana ia tidak bisa menentukan pilihan mana yang akan diambil. Kebimbangan menjadikan seseorang berada dalam keadaan tidak menentu dan bingung sehingga ia akan merasa menderita hanya dengan kebimbangan tersebut karena ia tidak dapat memutuskan suatu hal dan bagi orang yang berpikiran lemah maka orang tersebut akan mengalami kebimbangan yang berkepanjangan dan akan terus menderita dalam kebimbangannya tersebut.


2.   Kesepian
            Kesepian merupakan rasa sepi yang dialami seseorang dalam dirinya sendiri meskipun ia berada dalam keramaian. Kesepian merupakan salah satu bentuk penderitaan. Rasa sepi ini biasa dialami seseorang ketika ia merasa tidak ada seseorang pun yang dapat mengerti dirinya dan jika berada di keramaian pun ia akan merasa bahwa itu bukanlah tempatnya. Kesepian terdengar seperti hal kecil namun ini adalah hal serius yang dapat membuat manusia lebih baik mengakhiri hidupnya dari pada terus menerus menderita dalam kesepian. Manusia merupakan makhluk sosial dan pasti memerlukan orang lain yang bisa untuk berbagi dalam suka maupun duka. Selain itu kesepian juga dapat diatasi dengan mencari kesibukan lain sehingga ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan bahwa dirinya kesepian.

3.   Ketakutan
Ketakutan bersifat psikis dan merupakan siksaan batin. Pada umumnya setiap orang pasti memiliki rasa takut tersendiri. Misalnya seperti takut pada ular, katak, atau hal-hal lainnya. Namun pada sebagian orang ketakutan ini dianggap sebagai suatu hal yang besar dan serius sehingga menimbulkan rasa takut berlebihan yang disebut phobia. Sebab seseorang mengalami phobia yaitu :
·         Claustrophobia, rasa takut terhadap ruangan tertutup dan Agoraphobia, rasa takut terhadap ruangan terbuka.
·         Gamang, rasa takut terhadap ketinggian.
·         Kegelapan, rasa takut berada di tempat yang gelap.
·         Kesakitan, rasa takut terhadap kesakitan yang akan dialami.
·         Kegagalan, rasa takut akan kegagalan.

C.  Kekalutan Mental
Kekalutan mental dapat diartikan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga bertingkah tidak wajar. Sebab-sebab munculnya kekalutan mental :
a.       Kepribadian yang lemah, baik karena jasmani atau mentalnya tidak sempurna sehingga merasa dirinya lebih rendah dari pada orang lain dan menyudutkan atau mengasingkan diri sendiri.
b.      Terjadinya konflik sosial budaya, adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dengan norma di masyarakat sehingga ia tidak dapat mengikuti atau menyesuaikan lagi.
c.       Cara pematangan batin yang salah dengan cara memberikan reaksi yang berlebihan.
Akibat dari kekalutan mental dapat mendorong seseorang tersebut ke arah :
a.       Positif : trauma yang dialami menjadikan seseorang tersebut terdorong untuk berusaha agar tetap bertahan dalam hidup. Seseorang tersebut akan berusaha mencari solusinya agar dapatbangkit kembali.
b.      Negatif : trauma yang dialami menjadi berkepanjangan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin karena tidak dapat menggapai sesuatu yang diinginkannya. Bentuk frustasi antara lain :
·         Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap.
·         Regresi berupa menjerit-jerit, meraung-raung, memecahkan barang, atau bahkan menangis.
·         Fiksasi berupa membisu, memukul-mukul diri sendiri, atau membenturkan kepala ke dinding.
·         Narsisme merasa dirinya lebih superior dibanding orang lain.
·         Autisme menutup diri secara total dari kehidupan nyata dan lebih senang bermain dengan imajinasinya sendiri dapat menyebabkan seseorang tersebut menjadi gila.

D.  Pengaruh Penderitaan
Penderitaan merupakan suatu hal yang mutlak atau tidak dapat dilepaskan dari kehidupan nyata. Setiap orang pasti akan mengalami penderitaan. Orang yang mengalami penderitaan tentunya akan memperoleh pengaruh yang bermacam-macam tergantung bagaimana ia menghadapi penderitaannya tersebut. Ada yang mengahadapinya dengan positif sehingga ia akan merasa optimis untuk selalu hidup, tidak mudah menyerah, dan selalu berusaha keras. Biasanya orang yang menghadapi penderitaan secara positif akan menjadi pribadi yang kreatif. Namun tidak semua orang akan menghadapi setiap penderitaannya dengan positif, ada juga yang negatif. Biasanya orang yang menghadapinya dengan negatif akan mudah sekali berputus asa dan menyerah karena ia berpikir untuk apa melanjutkan hidup jika terus menderita seperti ini. Seseorang itu akan merasa sangat pesimis dalam menjalani hidupnya atau bahkan akan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

E.   Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan sudah merupakan kodrat manusia. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk mengatasi atau mengurangi penderitaan itu sebaik mungkin. Penderitaan bukanlah sesuatu hal yang diberikan kepada umat manusia tanpa alasan. Allah SWT memberikan cobaan berupa penderitaan. Pada akhirnya semua berada di tangan kita apakah kita saggup menghadapi penderitaan itu sendiri atau malah lari dan menghindarinya. Kita diberikan penderitaan agar kita menjadi manusia yang lebih bersabar, lebih besyukur dan lebih menghargai atas apa yang telah diberikan oleh-Nya dan berusaha berjuang menghadapi penderitaan tersebut disertai dengan doa kepada-Nya agar terhindar dari bencana dan malapetaka. Penderitaan yang dialami oleh seseorang memang merupakan beban yang berat bagi manusia. Bagi orang-orang yang tidak kuat dalam mneghadapinya pasti akan merasa bahwa dunia ini bagaikan siksaan untuknya. Ada yang mengeluh atau bahkan melontarkan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan, mengumpat-umpat dan tidak menyadari atau merenungkan mengapa ia mendapatkan penderitaan seperti itu. Penderitaan dapat terjadi karena Allah SWT ingin menguji kesabaran kita, bagaimana kita menghadapi penderitaan tersebut. Ada penderitaan yang berupa cobaan seperti bencana untuk menyadarkan manusia agar tidak menyia-nyiakan alam. Ada penderitaan yang berupa azab atas apa yang telah dilakukan manusia. Ada pula penderitaan yang disebabkan oleh manusia itu sendiri. Setiap orang pasti tidak akan mau mendapatkan penderitaan. Namun jika itu adalah hal yang sudah ditakdirkan kepada kita, pada akhirnya kita hanya bisa menerimanya dengan lapang dada dan berserah diri kepadanya, berpikir positif bahwa semua ini terjadi untuk meninggikan derajatnya tanpa berputus asa kepada-Nya atau menerimanya dengan mengumpat, menjelek-jelekkan dirinya sendiri, merendahkan dirinya bahwa dia sudah terlahir seperti ini, sudah ditakdirkan menjadi seperti ini, berpikir pesimis bahwa dirinyalah yang termalang di dunia ini dan tidak akan ada seorang pun yang mempedulikannya dan berakhir dengan menghabisi nyawa sendiri atau bagaimana itu terserah kepada diri kita masing-masing. Tidak akan ada penderitaan tanpa ada alasannya karena semua hal yang terjadi dalam kehidupan ini pasti teah diatur oleh-Nya.


Daftar Pustaka

Nugroho,Widyo.,Achmad Muchji(1996).Ilmu Budaya Dasar,Jakarta:Gunadarma.

No comments:

Post a Comment